Mohon tunggu...
Diah Kusumastuti
Diah Kusumastuti Mohon Tunggu... Mom blogger

Mom blogger with 5 kids. Aktif menulis di www.dekamuslim.com.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diet Sampah saat Ramadan dengan Memasak Secukupnya

14 Maret 2025   23:39 Diperbarui: 14 Maret 2025   23:39 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Food waste (Sumber: pixabay.com).

Saat Ramadan, mau enggak mau dapur menjadi tempat yang sangat aktif di rumah kami. Mungkin juga di rumah-rumah umat Islam yang lain. Ya, karena sebagian besar muslim ingin sahur dan berbuka dengan menu-menu yang lebih nikmat daripada di hari-hari biasa. Dapur pun menjadi sentra memasak yang riuh di bulan Ramadan.

Hampir setiap hari saya belanja sayur mayur dan aneka bahan lauk. Suami membeli buah beberapa hari sekali. Lalu hampir setiap hari pula kami memasak untuk sahur dan berbuka. Saya usahakan menu hari ini berbeda dengan menu hari sebelumnya. Menu esok hari pun akan berbeda. Kami membuat variasi menu setiap harinya agar tidak bosan dan tetap semangat puasa. Dan, ya, kami memang jarang sekali membeli masakan di luar.

Tetapi, apakah menu-menu masakan yang sering kali kami buat bersama itu setiap hari pula bisa habis tak bersisa? Hemm.. kadang enggak habis juga, sih.

Padahal, saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat menu masakan dalam jumlah yang cukup saja, tak terlalu banyak. Saya sesuaikan dengan jumlah keluarga kami yang ada tujuh kepala. Saya perkirakan menu akan habis bagi tujuh kepala itu. Namun, kadang perkiraan meleset. Ada yang tak selera makan, atau tiba-tiba dapat takjil dari masjid atau dari tetangga. Hehe (alhamdulillah). Akhirnya, kadang kami harus rela menu-menu itu bersisa dan berpindah ke tempat sampah.

Sedih.

Sedih karena ingat masakan itu telah diupayakan sedemikian rupa dan dimasak dengan sepenuh hati. Sedih karena harus menerima kenyataan bahwa masakan itu akhirnya menjadi sampah, yang seharusnya bisa kami hindari. Sedih karena sampah masakan itu akan turut berkontribusi dalam pemanasan global yang merusak bumi. 

Karena menurut lembaga konservasi WWF, saat kita membuang makanan ke dalam tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur di tempat-tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.

Di sisi lain, sampah makanan atau food waste itu menciptakan ketidaksetaraan dalam distribusi pangan. Karena di satu sisi makanan dibuang, di sisi lain banyak orang di dunia yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.

Rasanya menyedihkan sekali bukan, jika mengingat alur sampah makanan seperti itu?

Jadi sebagai ibu yang notabene merupakan juru masak di rumah, saya pun selalu berusaha memasak secukupnya saja agar tak ada makanan tersisa dari meja makan. Termasuk di saat bulan Ramadan ini. Ibu punya peran besar dalam upaya mengurangi gas rumah kaca. Meski kadang ending-nya tak terduga, tetapi saya tetap berusaha selalu memasak secukupnya saja, untuk meminimalisir adanya sampah makanan. Yang penting sudah berusaha, bukan?

Selain itu, sampah makanan di saat Ramadan bisa juga berasal dari aneka takjil yang dibeli saat war takjil. Hiks. Kadang kita "lapar mata" sehingga saat berburu takjil, ingin membeli aneka takjil padahal sebenarnya perut kita tak akan mampu menampung banyak makanan. Sebagai ibu, saya pun selalu berusaha mencegah anak-anak dari membeli takjil yang berlebihan. Dan untungnya, kami juga jarang sekali berburu takjil di luar.

Allah subhanahu wa ta'ala melarang kita untuk berlaku boros atau mubadzir, seperti yang termaktub dalam QS. Al-Isra ayat 26-27:

"...Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya." 

Dalam Q.S. Al-A'raaf ayat 31 Allah subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

Jadi, yuk, diet sampah di bulan Ramadan ini. Ramadan memang istimewa, kita pun ingin sahur dan berbuka dengan menu-menu istimewa. Namun, jangan sampai berlebihan, ya. Konsumsi makanan secukupnya. jangan bikin sampah makanan menggunung gara-gara konsumsi makanan kita berlebih. Ingat juga, bahwa banyak saudara kita di luar sana yang tak seberuntung kita, bisa makan enak setiap hari. Bukankah, puasa mengajarkan kita untuk berempati pada mereka yang kekurangan? Lebih bijak lagi jika kita turut berbagi makanan untuk mereka, kaum papa.

Semangat berpuasa dan berbuat baik, teman-teman!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun