Mohon tunggu...
Diah Ayu Ningsih
Diah Ayu Ningsih Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Akuntansi 2012 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pembiasaan Penyajian Laporan Keuangan pada UKM-UKM dalam Rangka Menyambut AEC

9 Januari 2015   06:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:30 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2015 baru saja dimulai, seperti yang sudah didengung-dengungkan selama ini bahwa agenda AEC akan dimulai segera setelah masuk tahun 2015. Sudah siapkah sebenarnya Indonesia menghadapi AEC ini?Akankah dengan adanya AEC ini akan memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian Indonesia atau sebaliknya? Sebenarnya siap atau tidaknya Indonesia untuk menghadapi AEC adalah tergantung dari persiapan diri masing-masing pihak. Pihak mana pun saja, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat umum, pemilik perusahaan besar, sampai pada pemilik usaha kecil. Sinergi yang timbul dari persiapan yang dilakukan masing-masing pihak tersebut di atas akan dapat meminimalisir dampak negative yang AEC timbulkan bagi Indonesia.

Walau memang mungkin sedikit terlambat untuk membahas persiapan menghadapi AEC sekarang, namun tidak ada kata terlambat. AEC memang sudah dibuka, tapi dengan sedikit pembiasaan maka Indonesia akan sanggup menghadapi AEC. Pembiasaantersebut dapat dimulaidari hal-hal yang kecil sampai pada hal-hal yang besar dan kompleks. Salah satu pembiasaan yang dapat ditempuh adalah membiasakan usaha kecil menengah (UKM) untuk menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan lengkap yang sesuai dengan PABU di Indonesia. Selama ini, dikarenakan keterbatasan tenaga ahli akuntansi, UKM-UKM yang ada di Indonesia hanya menyelenggarakan laporan keuangan seadanya, tidak sesuai prinsip akuntansi, apalagi PABU di Indonesia. Pembiasaan ini tentu saja tidak bisa langsung dapat diterapkan, namun juga harus ada persiapannya sebagai langkah awal memulai pembiasaan tersebut. Terlebih dahulu PABU di Indonesia haruslah disosialisasikan kepada UKM-UKM agar akuntannya tahu bagaimana seharusnya mereka menyajikan dan mengungkapkan laporan keuangan karena tidak semua akuntan yang bekerja di UKM-UKM seperti itu benar-benar memiliki kompetensi untuk membuat laporan keuangan yang baik dan sesuai dengan PABU. Hal tersebut dapat dilakukan dengan misalnya saja mewajibkan setiap UKM untuk memiliki SOP yang memuat tentang penyajian laporan keuangan yang baik dan benar dan sesuai dengan PABU. Selanjutnya, pada penerapan PABU tersebut untuk menyajikan laporan keuangannya haruslah ada yang mengawasi. Selain pemerintah pusat dan pemerintah daerah, masyarakat umum juga patut ikut andil dalam mengawasi penggunaan PABU tersebut.

Memang, pembiasaan tersebut tidak bisa langsung dapat kita lihat hasilnya, namun dengan pembiasaan kecil untuk menyajikan laporan keuangan lengkap yang sesuai PABU secara periodic dapat memberikan kesempatan UKM-UKM kecil bila sewaktu-waktu mereka membutuhkan modal untuk memperbesar usaha mereka. Karena salah satu pilar utama kegiatan AEC adalah “ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas.” Maka, UKM-UKM pun memiliki kesempatan yang sama dalam menghimpun modal. Salah satu caranyaadalahdengan membiasakan diri menyajikan laporan keuangan lengkap yang sesuai dengan PABU. Dengan demikian, para pemberi modal dapat melihat keadaan bisnis dari UKM-UKM tersebut dari bahasa bisnis, yaitu laporan keuangan, yang memiliki format yang sesuai. Sehingga informasi-informasi yang ada dalam laporan keuangan yang telah sesuai dengan PABU tersebut dapat memberikan para pemilik modal gambaran keputusan yang akan mereka ambil.

Diah Ayu Ningsih, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah, Akuntansi 2012


Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun