Ketika aku tak ingin pulang
10 November bertepatan dengan hari pahlawan, aku turun dari kereta di stasiun Depok Baru, saat itu hujan turun dengan rintik2 yang lumayan tipis akupun menghampiri penjual jas hujan setelah memilih tapi tak ada warna pink yang aku suka  untungnya hujan mulai reda, akupun ijin mengucapkan permisi kepada sang penjaja.
Berjalan di lorong yang dikelilingi oleh penjual beraneka jenis makanan membuat aku agak tergiur tapi sayang perutku sudah kenyang.
Ketika langkah kakiku mendekati angkot 03, tampak terlihat seorang anak kecil kisaran usia 10 tahun dipegang kuat oleh seorang bapak paruh baya tetapi tampak sang anak memberontak hingga beberapa lelaki ikut memegang tubuh kecilku yang ingin segera lepas dari gengaman orang dewasa yang memaksanya untuk tetap berada di tangan orang-orang tersebut, hingga akupun tak tahan untuk berkomentar," pak mohon bicara baik2 , kenapa memeperlakukan anak kecil seperti itu,dan dijawab oleh beberapa orang.
Bapak a : Ibu, tidak apa itu yang memegang pertama itu adalah ayahnya, dia sudah tidak pulang srlama 4 hari dan sedang dicari2.
Bapak b: iya Ibu saya mencarinya kemana-mana.
Bapak c: Ibu,nggak usah ikut campur kami ini teman-teman ayahnya. Anak itu suka melawan.
Bapak d : Eh…elu awas jangan ngelawan…
Aku tertegun, ingin membela karena aku merasa iba, aku mencoba memposisikan jika aku yang dipegang dan diintimidasi oleh banyak orang di depan umum, dan aku merasa aku adalah seorang ibu yang tidak terima jika anakku diperlakukan seperti itu oleh ayah kandungnya sendiri.
Hey guys, anak itu masih kecil kalian bisa tanya dengan bahasa yang baik, kenapa kamu tidak mau pulang tapi jangan dipiting dan dipegang tangan dan tubuhnya dengan banyak orang dewasa hingga keluar air matanya, anak itu merasa kesakitan dan dari matanya aku lihat mata kesedihan dan ketakutan.