Mohon tunggu...
Diah Asih Sukesi
Diah Asih Sukesi Mohon Tunggu... Administrasi - Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pegawai Menikah dan memiliki 3 orang anak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Budaya Minim Sampah dengan Aksi dan Literasi

7 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 7 Agustus 2021   08:30 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya Minim Sampah dengan Aksi dan Literasi

Hari ini saya mendampingi acara webinar seri ke 4 dalam Rangkaian Acara Hari Anak Nasional yaitu lindungi anak dari pandemi covid 19 dengan tema,"Sampahku adalah Masa Depanku". 

Acara dibuka oleh Ibu Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd. selaku Direktur Sekolah Dasar Ditjen Paud, Dikdas dan Dikmen dengan menjelaskan kelelahan bumi akan timbunan sampah plastik belum lagi budaya dan karakter kita yang sering membuang sampah sembarang di kebun kosong, atau malah taruh di pinggir jalan. Webinar kali ini ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ikut peduli akan permasalahan sampah dan dimulai dengan membangun karakter sejak dini.

Acara dipandu oleh penulis dengan menghadir narasumber-narasumber hebat pada bidangnya , yang pertama adalah bapak DR.Ir. Novrizal Tahar, IPM beliau adalah Direktur Pengelolaan sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Narasumber kedua adalah Ibu Deasy Srihandi  , beliau adalah Co Founder Green Mommy Shop dan salah satu ibu rumah tangga yang menginspirasi agar rumah ramah lingkungan dan memiliki ketahanan pangan keluarga. Narasumber ketiga adalah Bapak Destryana Rifandi selaku Kepala Sekolah SDIT Insan Sejahtera.

Paparan pertama dari Bapak Novrizal adalah bagaimana strategi kita untuk menciptakan budaya minim sampah yaitu dengan dua tips yaitu Aksi dan literasi.

  1. Menurut beliau dari sisi literasi tentang sampah harus kita buat yang baru bukan lagi buanglah sampah pada tempatnya tetapi menjadi sampahku tanggungjawabku , mulai dari diri sendiri dan rumah kita sendiri. Dan sebagai muslim sampah itu adalah fardhu ain.

  2. Ada aksi antara lain 1. memilah sampah yaitu organik dan anorganik dari rumah ; 2. Menolak pemakaian barang plastik sekali pakai baik sendok atau garpu atau kantong belanja; 3. Mulai belanja tanpa pembungkus kemasan; 4. Habiskan makanan.

Materi kedua disampaikan oleh Ibu Deassy Srihandi beliau adalah co founder Green Mommy yang merupakan aktivis peduli lingkungan dan produsen penghasil kosmetik ramah lingkungan. Bu Deassy memaparkan tata kelola sampah di rumah dengan melibatkan anak2 . Menurut beliau kita harus memberikan pemahaman kepada diri sendiri, anak-anak dan masyarakat bahwa sampah itu adalah sahabat kita dan di rumah beliau sudah diterapkan zero waste, memurut ibu Deassy anak-anakpun menjadi kreatif dalam memgolah sisa limbah di rumah. Dari paparam beliau yang membuat saya menarik adalah beliau menjadikan limbah sampah menjadi pundi2 rupiah dimana produk2nya sudah dijual di manca negara dan sisa ampas kopi bisa dijadikan scrub untuk facial wajah.

Strategi dalam pengolahan sampah dia memaparkan detil bagaimana limbah organik dan anorganik untuk bisa diolah. Dari pemaparan beliau kita bisa juga lho menciptakan limbah sampah menjadi nol di rumah. Dan menurut paparan bu Deasy limbah rumah tangga dijadikan kompos itu alternatif terakhir karena sudah habis untuk dibuat sabun pembersih alami, kosmetik , dll. Sedangkan limbah anorganik dijadikan wadah2 sesuai kebutuhan contoh botol kaca dijadikan wadah bumbu. Sedangkan wadah2 plastik dijadikan pot bunga. Plastik kemasan oleh anak2 dijadikan karya kreatif. Pada prinsipnya anak-anak bisa dilibatkan dalam tata kelola sampah.

Paparan terakhir disampaikan oleh bapak Desstriana Rifandi selaku Kepala SDIT Insan sejahtera sebagai peraih lomba sekolah srhat tahun 2018 dan tahun 2021 baru diusulkan. Strategi beliau memciptakan seluruh peserta didiknya untuk peduli sampah adalah dengan menciptakan tokoh karakter bernama Green Heroes , dia mengenakan pakaian ala superman agar mudah dikenal anak dan mengenakan kacamata dan pakaiannya berwarna hijau. Dan ada program2 yang masif dan terstruktur serta terimplementasi dalam kegiatan pembelajaran. Contohnya anak2 diajak untuk terlibat dalam tata kelola sampah limbah organik dengan menggunakam magot, selain itu dari limbah anorganik yaitu dari kemasan salah satu produk dibuat karya. Selain itu dibuat jinggle program tentang lagu assyik ( Ambil sampah simpan ke tempatnya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun