Mohon tunggu...
Diah Ayu Rizki Pitaloka
Diah Ayu Rizki Pitaloka Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Kedokteran Gigi Universitas Jember

Seorang mahasiswi semester akhir yang berusaha memperluas wawasan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendampingan Balita Stunting Sasaran Pelaku Masyarakat di Lingkungan UMKM Tape Wringin, Kecamatan Bondowoso

13 September 2022   01:09 Diperbarui: 13 September 2022   01:16 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Bayi dengan resiko stunting (kiri). Dokpri

Pendampingan dilaksanakan pada minggu ke-4 dengan melakukan monitoring pemberian makan pada anak dengan cara mendatangi langsung kediaman ibu dan anak. Fokus tersebut dipilih berdasarkan fokus permasalahan yang telah disusun sebelumnya yaitu mengenai stunting serta cara pencegahannya.

Pada minggu ke-4 mulai dilaksanakan monitoring kepada warga yang memiliki bayi dengan resiko stunting. Pendampingan awal dilakukan dengan mendatangi rumahnya lalu menanyakan kondisi serta asupan dari bayinya. Terlihat bayi kembar namun salah satunya merupakan bayi dengan resiko stunting karena memiliki berat badan saat lahir 1.9 kg sehingga memiliki badan yang kecil. Dengan demikian asupan asinya kurang dan diikuti keluhan kesehatan lainnya seperti bayi tersebut susah buang air besar (BAB). Monitoring dilaksanakan 2 hari sekali untuk melihat kondisi ibu dan anak serta memberikan saran untuk membantu berat badan bayi tersebut naik. Saran diberikan berupa penambahan susu formula serta pemberian vitamin pada bayi. Karena usianya masih 2 bulan belum bisa diberikan makanan pendamping ASI. Pada akhir kegiatan diketahui berat badan dari bayi tersebut naik menjadi 2,5 kg. Namun, masih termasuk di Bawah Garis Merah (BGM) untuk usianya sehingga masih perlu di perhatikan lebih lanjut nantinya.

Kendala yang dialami pada kegiatan ini adalah kondisi ekonomi yang sulit sehingga harus memilih bantuan susu formula yang murah seperti susu formula merk “SGM”.

Gambar 2. Pendampingan kepada warga bersama ibu bidan (Dokpri)
Gambar 2. Pendampingan kepada warga bersama ibu bidan (Dokpri)

Program pengabdian KKN di Desa Wringin telah berhasil dilaksanakan meskipun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Tingkat keberhasilan ini dibuktikan dengan bertambahnya wawasan dari ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi maupun balita mengenai stunting dan pencegahannya. Selain itu, bukti lainnya dapat dilihat dari bertambahnya berat badan dari bayi yang di intervensi selama 2 minggu.

Sesuai dengan tabel impact yang sudah saya susun sebelumnya, diperoleh peluang impact yang baik dalam bidang kesehatan. Dalam bidang kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kejadian stunting serta dapat meningkatkan gizi ibu hamil dan anak bayi maupun balita di lingkungan UMKM tape di Desa Wringin.

Selama kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unej Membangun Desa (UMD) di Desa Wringin, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso yang dilaksanakan selama 35 hari, sasaran mendapat berbagai hal positif yang disampaikan sebagai testimoni. Sasaran merasa terbantu dengan adanya kegiatan KKN UMD. Sasaran menjadi lebih paham mengenai stunting meliputi pengertian stunting, ciri stunting, dampak, dan cara pencegahan dari stunting setelah dilaksanakan sosialisasi melalui kegiatan posyandu serta kelas ibu hamil. Program KKN UMD ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan di berbagai wilayah khususnya di Desa Wringin, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun