Mohon tunggu...
Humaniora

Membuka Beranda di Platform Ini Sama Halnya Membuka Beranda pada Diri

6 Desember 2018   19:35 Diperbarui: 6 Desember 2018   20:14 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kata beranda yang pada dasarnya merujuk pada suatu tempat beratap yang tak berdinding dengan tujuan sebagai tempat melepas penat, bersantai menikmati sepoi dan pemandangan lingkungan sekitar, sama halnya dengan penggunaan kata beranda pada beberapa jejaring sosial termasuk di platform ini.

Hal yang paling pertama saya lakukan setiap berkunjung ke sini adalah memencet kata beranda, beranda yang berisikan puluhan bahkan ratusan tulisan yang mampu membuatku rileks bahkan sesekali terpingkal dengan suguhan tulisan yang beraneka ragam pemaparan, meskipun biasanya kutak membaca secara keseluruhan dari isi setiap tulisan.

Ku coba mengaitkan keterbukaan beranda pada platform ini dan yang ada pada diri, sama halnya dengan keterbukaan beranda yang ada di rumah anda, tujuan utamanya yah, sebuah kenikmatan yang hakiki tanpa harus menyembunyikan atau berkedok arogansi, dulunya saya adalah seseorang yang bisa dikatakan tertutup, sok jaim, sok cool, sok calm, pokoknya sok-sok gimana gitu, wkwkw... sehingga tak jarang banyak yang suka, hahaha.... Katanya saya adalah pria yang pendiam. Yuhuu...

Tapi serba tertutupnya rasa, sikap dan perilakuku lambat laun seakan membatasiku dalam mengekspresikan apa yang ada dalam diri, alasannya khawatir tentang bagaimana respon orang sekitar menyikapi perilaku dan hal-hal lain yang tiba-tiba timpang tindih, sama halnya dengan manusia yang keluar dari persemedian ruang apek yang gelap gulita, yang menolak menikmati sapa mentari dan indahnya senja di sore hari. 

Membuka beranda di kompasiana kemudian mencoba menikmati setiap sajian tulisan yang kebanyakan memberi pemahaman/ilmu baru, bukan melihat latar belakang siapa penulisnya tapi sebagaimana hebat pemaparan tulisan yang mampu mempengaruhi pemaknaan daya pikir saya sejauh ini, bukan pula terpaku pada satu jenis tulisan yang punya tema dan alur yang itu-itu saja, tapi semua tulisan yang punya beragam konsep dengan daya tarik tersendiri, seperti membaca pemaparan biografi, kisah sukses yang mungkin saja bisa jadi inspirasi bagi diri, tulisan tentang curahan hati atau kisah perjalanan suram yang bisa menimbulkan rasa simpati dan empati dari dalam diri, atau tulisan tentang teknologi, aplikasi, otomotif yang mampu membuatku tak kudet lagi akan perkembangannya di masa sekarang, bahkan sampai membaca tulisan tentang budaya, sejarah dan wisata yang ternyata mampu membuatku berimajinasi akan keelokan, keunikan dan keindahannya.

Jika pada kalimat pepatah mengatahkan bahwa "buku adalah jendela dunia" maka saya berani beranggapan bahwa dengan membaca kita bisa melihat beranda dunia, termasuk membaca di platform ini, sama halnya dengan keterbukaan pada diri yang siap mengeksplore sajian alam beserta isinya "manusia", dengan cara dan olah yang berbeda, intinya terbuka untuk siapapun, kapanpun, dan dimanapun meskipun harus melalui proses filterisasi agar berkesinambungan dengan apa yang memang dibutuhkan oleh diri. 

Keterbukaan sikap, sifat, dan perilaku menurutku jauh lebih positif, agar orang lain tahu bagaimana perwujudan sikap, sifat, dan perilaku tersebut terpampang apa adanya, sehingga mereka tak terkejut lagi dengan pengekspresian yang terinplementasi, ketimbang suatu ketertutupan yang bisa saja mengekang keinginan untuk bisa berekspresi.

Terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun