Mohon tunggu...
Dhiya NabilahJanwar
Dhiya NabilahJanwar Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa XII MIPA 6 Saval

ROMCOM LOVERS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dunia Tipu-tipu

29 September 2022   20:40 Diperbarui: 29 September 2022   22:04 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kamu sedang duduk sendirian waktu itu, selain punggungmu yang naik turun, aku tak melihat yang lain. Begitu pula suara, selain tangisan sesak, aku tak mendengar yang lain.

***

"Dia benar-benar melakukan semuanya demi
uang," ujar seseorang yang tepat berada di
belakangku.

Aku sekarang sedang berada di kantin kampus. Seperti biasanya, aku selalu duduk sendirian. Tak benar-benar sendirian sejak satu semester yang lalu. Aku kembali mendengar obrolan yang tidak asing dari arah belakang. Aku yang duduk dengan kursi tunggal menghadap dinding, memang tak dapat melihat orang-orang di kantin, tapi bagaimana pun, telingaku tidak tuli.

"Bahkan cuma makan siang, dia siaran langsung di IG, " ujar seseorang menimpali, yang kudengar suaranya berbeda. Siaran langsung? Tunggu, sepertinya aku paham.

Bagaimanapun, aku bisa dianggap demam media sosial, temanku hanya media sosial sejak aku kehilangan satu-satunya teman. Aku membuka media sosialku, ketika di beranda muncul sebuah nama yang satu-satunya sedang melakukan siaran langsung, @saris_arr. Nama lengkapnya, Sari Sarah, gadis populer yang paling dikenal dari ujung barat dan timur kampus. Tidak ada yang tidak mengenalnya.

Aku mengetuk lingkaran profil Sari. Aku hampir tersentak ketika melihatnya, persis seperti apa
yang dibicarakan beberapa wanita di belakangku, siaran langsung untuk makan siang. Jumlah yang menonton sekitar lebih dari enam ribu orang, cukup banyak.

"Kamu bisa menghitung love yang dikirim
Fansnya?" tanya orang pertama yang memulai pembicaraan, yang lainnya hanya tertawa.

"Dia pasti menghasilkan banyak uang selama
berpacaran dengan Akmal," ujar orang ketiga, aku baru mendengar suaranya.

"Ya begitu, dia belagu banget. Kuliah beasiswa bidikmisi tapi lagaknya selangit, " Kali ini orang kedua terlihat agak kesal. Aku memang tak sengaja mendengar percakapan mereka, namun lama-kelamaan jadi menarik. Aku mengangkat sumpit dan menikmati mi ayam yang sejak tadi kuabaikan.

"Kalian mau memulainya?" tanya orang kedua
skeptis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun