Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Aku Ingin Menjadi Musisi, Tapi Ayah Tak Merestui

14 Agustus 2025   06:41 Diperbarui: 14 Agustus 2025   06:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: stock canva

Medio 2005-2010 adalah masa di mana aku mempelajari alat musik khususnya Gitar secara otodidak, kadang aku menyisihkan sebagian uang saku untuk membeli majalah musik seperti kort, untuk menambah wawasan di dunia musik.

Hampir setiap hari aku memetik gitar, sembari membayangkan bahwa diri ini akan berada di acara music pagi, memainkan melodi gitar di atas panggung yang megah dengan kamera di setiap sudut dan lampu yang gemerlap. Tapi semua itu hanyalah angan, nyatanya panggung pensi sepi atensi adalah wadah untukku dan teman-temanku yang saat itu sedang bergairah dalam bermusik.

Kala itu, aku pernah tampil di pensi perpisahan, tetapi saat aku baru memainkan intro, tidak sedikit siswa yang memilih untuk pulang, sebagian teman mengolok-olok kami, bukan karena permainan lagu, tapi penampilan kami memang tidak menarik untuk ditonton.

Pernah pula Bapak memarahiku karena aku sedang bermain gitar, entah karena apa, padahal saat aku sedih hanya gitarlah yang bisa menghiburku kala itu, maklum internet kala itu belum seperti sekarang, mengulik lagu adalah jalanku untuk tetap waras.

Ayah, Aku sempat ingin menjadi musisi, tapi kau tak pernah merestui, ketika aku meminta untuk les gitar, kau tidak mengizinkannya, hingga akhirnya aku belajar bermain gitar secara otodidak alias tanpa guru, hanya belajar dari teman-teman yang masih sama-sama belajar dan buku majalah hasil menyisihkan uang saku.

Aku tak pernah dibelikan Gitar atau instrument oleh Ayah, tidak seperti kakak yang pernah dibelikan Gitar dan Adik yang dibelikan keyboard seharga jutaan, aku bahkan membeli gitar dengan uangku sendiri, meski kini aku tidak bisa memainkan gitar seperti dulu saat aku belum menikah.

Kadang keinginan untuk menjadi musisi muncul, ada rasa bahagia ketika aku bisa mengiringi sebuah lagu di atas panggung, atau ketika aku bernyanyi dan berpuisi dengan iringan gitar atau flute.

Ayah, perlukah aku meminta keadilan?

Oh tidak, sepertinya itu terlalu berlebihan, karena mungkin aku ditakdirkan untuk tidak menjadi kesayangan, terima kasih atas pengalamannya.

Kini aku sudah berpenghasilan sendiri, sudah bisa membeli gitar sendiri, meski permainanku tidak se-jago Andra Ramadhan ataupun Ian Antono. Terkadang aku masih bermain gitar untuk mengusir suntuk atau sekadar menghibur hati yang tertimpa lelah hampir setiap hari.

Dulu aku memang ingin menjadi musisi, mendapatkan uang dari hasil manggung di sana sini, tapi rupanya hal itu bukanlah jalan rezeki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun