Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Perawat - Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kesunyian Itu Mahal

3 Juni 2020   16:48 Diperbarui: 3 Juni 2020   17:38 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini video datang dari situs youtube, sebuah video berjudul John Cage 4.11 yang menampilkan sekumpulan pemain musik dalam sebuah orkestra, simak baik - baik dalam durasi 4 menit tak ada satu nada pun yang dibunyikan oleh orkestra dengan seluruh personel yang lengkap, pemain biola tidak menggesek biolanya, dan pemain organ sama sekali tidak menekan 1 tuts pun selama video john cage diputar.

Ohya ternyata ada bunyi yang terdengar seperti suara kursi yang bergeser atau sepatu yang menggesek lantai pada video tersebut, dalam lagu yang berjudul 4.11 tersebut John Cage ingin membuktikan bahwa apakah sesuatu yang benar-benar diam dan sunyi itu ada, oh ternyata tidak karena ia tidak mendapati kesunyian yang diinginkannya meskipun John Cage tidak menulis satupun not balok pada garis paranada. Sebagian pemain orkestra merasa jenuh bahkan sebagian lagi menggeser bokongnya untuk mendapatkan posisi yang nyaman, dan hal itu menimbulkan suara yang terekam.

Next

Kali ini video dari sebuah working space, lihat itu seorang bule berdasi dengan koper di tangan kiri dan seorang warga Pribumi berkaos putih dengan balutan jas krem tengah berjalan menuju ke sebuah ruangan. Ruangan tersebut hanya berkapasitas 4 orang saja, tidak ada komputer maupun perangkat elektronik lainnya kecuali lampu dan AC.

Kedua orang tersebut duduk berhadapan dan menunjukkan bahasa tubuh seorang negosiator handal, sesekali bule tersebut tersenyum ketika step negosiasinya berjalan sesuai rencana. Tak lama mereka berdua berjabat tangan setelah berdiskusi  selama 45 menit.

Ternyata mereka berdua menyewa tempat kecil tersebut dengan tarif Rp 150.000 / jam. Sebuah nominal wajar bagi kaum elite yang memiliki klien ekspatriat, entah apa yang mereka bicarakan didalam ruangan itu, kamera cctv yang terpasang tidak dilengkapi michrophone.

Mungkin kau bertanya, kenapa tidak bertemu di restoran atau di cafe saja, uang Rp 150.000 tentu cukup untuk mentraktir seorang ekspatriat dengan secangkir esspresso dan 2 potong roti bakar. Jawabannya tentu sederhana, karena mereka perlu suasana yang sunyi agar perbincangan rahasia mereka tidak terganggu.

Baiklah pemutaran video cukup sampai disini dulu, terimakasih atas kedatangan kalian di ruang monitor ini, silahkan tinggalkan ruangan tanpa meninggalkan sampah.

bright-1851267-960-720-5ed77da7097f36759f624192.jpg
bright-1851267-960-720-5ed77da7097f36759f624192.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun