Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Freelancer

email: choirunnisaaaaaaa91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Rasa Gaji Pertama untuk Anak yang Baru Lulus SMA

28 Mei 2025   22:41 Diperbarui: 28 Mei 2025   22:41 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaji pertama seringkali menjadi titik balik di mana seseorang mulai mengenal konsep penghasilan, pengeluaran, dan menabung.

Dari gaji pertama tersebut saya belajar tentang prioritas, tentang menunda keinginan, dan tentang tekad untuk tetap bisa melanjutkan sekolah tanpa merepotkan orang tua lagi.

Penelitian oleh Lusardi & Mitchell (2014) juga menunjukkan bahwa literasi finansial sangat dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, termasuk bagaimana seseorang mengelola gaji pertamanya. 

Dalam konteks Indonesia, survei OJK (2022) mencatat bahwa tingkat literasi keuangan nasional masih di angka 49,68%. Padahal, literasi finansial bukan hanya soal menghitung uang, tapi juga tentang memahami arti uang dan bagaimana ia berdampak pada kehidupan jangka panjang.

Membagi gaji menjadi tiga bagian yaitu kebutuhan pribadi, tabungan untuk masuk kuliah, dan sedikit untuk mama. 

Kalau sekarang kita mengenal konsep membagi penghasilan yang populer di kalangan generasi muda salah satunya dari Prita Ghozie, seorang perencana keuangan bersertifikasi dan pendiri ZAP Finance, meskipun bukan orisinil dari Prita (konsep ini populer dari Elizabeth Warren di AS).

Prita juga menyarankan format serupa dan menyesuaikannya untuk konteks Indonesia, seperti konsep 50/30/20 yang artinya 50% untuk kebutuhan, 30% untuk tabungan, dan 20% untuk hiburan atau keinginan.

Bukan Soal Nominal, Tapi Rasa Bahagia

Bukan soal nominal, tapi rasa bahagia yang hadir waktu itu masih tersimpan hingga kini-rasa bahagia yang tak terlupa dari langkah pertama menuju dunia orang dewasa. 

Menghabiskan masa dari usia belasan tahun yang masih lugu, bisa kuliah hingga menikah masih di tempat yang sama-sebagian besar sudah seperti keluarga kedua. 

Bekerja bukan cuma soal uang, tapi juga tentang rasa syukur, dan pelajaran hidup yang nyata.

Mungkin, seperti saya, kamu juga masih mengingatnya-rasanya mendapat gaji pertama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun