Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dos Palmas Pulau Bersepeda

19 Juni 2015   13:11 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:39 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konon ada sebuah ilustrasi yang menarik tentang sepeda. Karyawan pemula digambarkan dengans sepeda motor. Manajer digambarkan dengam mobil, sedangkan bos besar digambarkan dengan sepeda kayuh. Sangat menarik, mengapa yang memiliki jabatan tinggi memilih bersepeda dari pada naik motor atau mobil. Di sinilah menariknya sepeda yang tak lagi menjadi penanda status sosial seseroang. Sepeda tak lagi di pandang sebelah mata sebagai moda transportasi kaum bawah, tetapi sudah menjadi gaya hidup, kebutuhan hidup bahkan passion.

Suatu saat saya mendapat kesempatan berkunjung di sebuah pulau privat. Pulau Dos Palmas di Palawan-Filipina adalah sebuah pulau yang dijadikan resort. Pulau kecil ini benar-benar ditutup untuk umum karena dijadikan wilayah terbatas. Hendak menuju pulau tersebut sudah dijemput oleh kapal kusus, lalu berlayar sekitar 1 jam. Ketika hendak merapat di pulau tersebut, kano-kano berseliwaran di sekeliling perahu dan pegawai di sana menyambut tamu dengan taburan bunga di laut. Sebuah penyambutan yang luar biasa dan baru pertama kali saya merasakannya.

Pulau yang megah, mewah dan luar biasa. Seorang penari menyambut kedantangan dengan gerak dan lagu, lalu beberapa pegawai mengambil barang bawaan kami satu persatu. Satu persatu kami kemudian diberi sepeda sebagai alata mobilitas di pulau tersebut. Sepeda mini dengan keranjang di depan, mengingtakan saya saat kecil dahulu.

Sepeda menjadi satu-satunya transportasi di sini. Celakalah mereka yang tidak bisa mengendarai sepeda, mungkin bisa menumpang atau terpaksa jalan kaki. Saya yang sudah terbiasa bersepeda, kali ini agak kikuk mengendarai sepeda mini dengan stang mirip harley. Bisa kebut-kebutan di jalan raya atau keluar masuk kampung, tetapi kali ini harus bersepeda dengan santun.

Jalur sepeda dan pedestrian dibuat terpisah, sehingga aman begi keduanya. Kali ini saya benar-benar merasakan nikmatnya bersepeda. Lebih mewah lagi, semua tamu yang berkunjung di sini, semua bersepeda. Tidak peduli bos, pengusaha, turis, pejabat hingga pegawai semua naik sepeda atau jalan kaki. Sepeda benar-benar sangat berharga, jika tidak ingin kaki ini menjadi pasukan infantri yang kemana saja jalan kaki. Ada kalanya tamu-tamu yang nakal memakai sepeda seenaknya sendiri dengan mengambil sepeda tamu lain, alhasil ada yang pulang dengan jalan kaki ke resortnya.

Baru kali ini saya merasakan bahwa ditempat yang mewah seperti ini, sepeda menjadi primadona bagi penghuninya. Sepeda satu-satunya alat transportasi menjadikan sepeda menjadi barang mewah melebih mobil mewah sekalipun. Banyak tetamu yang merasakan betapa pentingnya sepeda. Usai 3 hari menginap di sini, teman saya berkata "nanti pulang saya beli sepeda, dan kemana-mana bersepeda". Teman yang tinggal di kota besar langsung tercuci otaknya serasa mendapat pencerahan, tentang bagaiamana nikmat dan manfaatnya bersepeda. Kadangkala untuk merasakan nikmatnya bersepeda, sesekali datanglah ke dos palmas akan bisa merasakan cerita bersepeda.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun