Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Memanjakan Lidah Sambil Menikmati Malam di Salatiga

2 Maret 2012   01:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Salatiga, sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh wilayah yang masuk di Kabupaten Semarang. Kota dengan ketinggian 750-850mdpl dan tepat berdiri di lereng timur laut Gunung Merbabu maka iklimnya cukup sejuk. Menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah, pernah mendapatkan sebagai kota terindah dan teraman pada masa kolonial Belanda. Ada beberapa sejarah penting terjadi di kota ini, seperti; perjanjian Giyanti, Salatiga hingga jatuh cintanta sang Proklamator Ir Seokarno dan ibu Hartini. Tak cukup jika satu halaman untuk menceritakan sejarah Salatiga, tetapi mari kita nikmati sejengkal bagian dari Kota Salatiga.

Menjelang malam di saat Sang Surya kembali ke peraduannya dan lampu-lampu kota mulai menyala, ada geliat kehidupan di Salatiga. Tutupnya beberapa toko-toko di jalan-jalan besar dan suasana sepi, seolah menjadi kota mati. Di titik-titik tertentu dibalik matinya kota yang dingin pada malam hari ini, ada sebuah suasana yang khas di Kota Hati Beriman. Menikmati kuliner malam dan suasananya adalah daya tariknya. Memanjakan lidah, mendinginkan pikiran, menyenangkan hati, mewarnai pandangan mata sambil mengisi perut yang mulai berontak.
Photobucket
Photobucket
Wedang Ronde, minuman khas Salatiga dan sangat terkenal. Kuliner yang satu ini memang cocok untuk kota yang dingin, terlebih dinikmati pada malam hari. Minuman yang berisi rebusan air jahe dan rempah-rempah, ditambah bulatan mirip bakso yang terbuat dari tepung beras berisi kacang dan wijen, lalu ada agar-agar dan kacang tanah. Suasana yang dingin, dengan wedang ronde hangat sambil lesehan di sepanjang Jl Jendral Sudirman. Lokasi Wedang Ronde ini biasanya banyak terdapat di depan pelataran Hotel Beringin, karena akses dan parkir yang cukup luas. Ada beberapa tempat lagi yang terkenal dengan Wedang Rondenya, dan salah satunya adalah ROnde Jago di Pasaraya 1 dekat Sate Suruh, masih di Jl Jendral SUdirman. Tak lengkap jika hanya menikmati Wedang Ronde, sebab di sela-sela penjualnya ada lapak-lapak yang mejajakan Sate, Jagung Rebus, Mie Ayam dan lain sebagainya. Kita bisa pesan dan memakannya di lesehan yang menjual Wedang Ronde. Harga yang terjangkau, karena 1 porsi Wedang Ronde komplit di hargai 3-5 ribu saja, dan makanan lain dengan harga yang relatif murah.
Photobucket
Photobucket
Usai memanjakan lidah, saatnya menggerakan kaki untuk melangkah mencari warna-warni kehidupan malam di Kota Salatiga. Toko-toko besar yang tutup menjadi berkah tersendiri bagi beberapa pedagang yang menjajakan dagangannya. Di emperan toko beralaskan kardus mereka menajajakan beraneka macam bebuahan. Jika kita berminat bisa langsung tawar lalu bayar, dan jika hendak makan di tempat juga dipersilahkan dengan mode lesehan. Malam hari disaat pertokoan dan pasar tutup, masih saja ada yang bertahan mengadu nasib. Pasar Buah di pertigaan Jl Ahmad Yani dan Jendral Sudirman, ada kios-kios buah yang buka hingga jam 9-10 malam. Walaupun kios-kios serupa sudah mulau mengunci pintu rapat0rapat, masih ada beberapa penjual yang tetap bertahan. Pembeli juga masih berdatangan untuk mencari kebutuhan bebuahan. Pasar buah ini biasanya kalau siang buka dari jam 9 pagi dan tutup hingga jam 10 malam, jadi jangan kawatir jika ingin membeli buah yang murah meriah disinilah tempatnya. Banyak yang kadang kita lewatkan saat di Salatiga, terutama kondisi alamnya. Udara dingin memang membuat orang betah dan berlama-lama di dalam rumah. Bagaimana jika suasan tersebut pada jam 4 pagi atau saat menjelang subuh, pasti langkah terbaik adalah menarik selimut dan menikmati dinginnya Salatiga sambil terlelap dan bermimpi. Cobalah sesekali kita keluar dan nikmati kabut pagi yang melayang-layang menyelimuti kota.
Photobucket
Photobucket
Kabut tipis yang bergentayangan di sepanjang jalan, masuk diantara bangunan-bangunan hingga celah-selah pepohonan. Di sinari temaram lampu jalan, membentuh sebuah pancaran cahaya yang indah. Ray Of Light, alami terjadi pagi itu dan suasana yang dingin seolah hangat oleh keindahan di sudut-sudut jalan. Sangat sayang jika suasan tersebut hanya di lewatkan dengan menarik selimut kembali. Salatiga sebuah kota kecil, dengan sejarah yang panjang nanti akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya. Selamat menikmati kuliner dan susana malam beserta hawa sejuknya. Foto lengkap klik di sini

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun