Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) atau saat ini kita kenal dengan Persib Bandung, akhirnya menjadi Juara Liga I untuk pertama kalinya ketika kompetisi berlangsung dengan sistem kompetisi penuh.
Sejarah
Berdirinya pada 5 Januari 1919, Persib Bandung, PSM Makassar (lahir 2 November 1915) dan Persis Solo (8 November 1923) telah berusia lebih dari satu abad (Ada satu tim lain yang juga berusia lebih satu abad, PPSM Magelang, namun klub ini sudah tenggelam, tergerus ketatnya kompetisi sepakbola di Indonesia), hingga saat ini konsisten mengarungi kompetisi sepakbola di Indonesia. Klub ini bahkan menjadi bagian kelompok 7 (Persib, Persija, PSM Madiun, Persebaya, PPSM, Persis dan PSIM) yang melahirkan PSSI pada tanggal 19 April 1930, di Yogyakarta.
Sepanjang sejarah keberadaannya di pentas sepakbola Indonesia, , Persib telah menjadi juara kompetisi sebanyak 9 kali, masing-masing 1937, 1961, 1986, 1990, dan 1994 (era perserikatan), dan 4 kali di era Liga Indonesia (1995, 2014, 2024, dan 2025). Untuk  Liga Indonesia, tahun ini menjadi sangat spesial karena pertama kalinya klub ini mampu meraih gelar juara melalui sistem kompetisi penuh (3 juara lain diperoleh melalui sistem knock down setelah kompetisi penuh selesai bergulir).
Tahun ini, sejak pertandingan ke-31 (dari rencana 34 pertandingan), perolehan poin Persib Bandung sudah tidak mungkin dikejar oleh dua kompetitor utama mereka, Dewa United Serang dan Persebaya Surabaya. Setelah Persebaya bermain imbang dengan Persik Kediri di Pekan ke-31, beberapa hari lalu, sontak kota Bandung menjadi lautan biru di malam hari pasca pertandingan Persebaya dan Persik. Bahkan Gubernur Provinsi Jawa Barat, Dedy Mulyadi, turut larut dalam pawai kemenangan spontan para Bobotoh (Kelompok suporter Persib).
Catatan di Balik Keperkasaan Persib
Akan tetapi, sebuah catatan penulis terhadap Persib Bandung saat ini. meski berhasil melakukan Back to back juara di tahun ini, sejauh ini tidak ada satu pun pemain Persib yang menjadi bagian Timnas di bawah asuhan Patrick Kluivert. Mengapa hal ini terjadi?
Dimas Drajad, sebelum Kluivert mengambil tongkat pelatih kepada di Timnas dari Sin Tae Yok, kerap menjadi bagian Timnas (meski bukan pemain utama). Namun dalam 2 laga Timnas terakhir, Dimas hilang dari daftar pemain dipanggil. Berbagai spekulasi bergulir terhadap kondisi ini, namun untuk saat ini, kondisi kurang fit Dimas, menjadi sebuah alasan karenanya.
Akan tetapi, selain meningkatnya level pemain Timnas, penulis melihat ada sebuah fakta yang mungkin dapat menjadi catatan bersama. Tahun ini Liga 1 Indonesia menetapkan sebuah regulasi dimana klub dapat memiliki 8 pemain asing dengan 5+1 pemain dapat turun dalam sebuah pertandingan.
Persib bahkan di tahun ini sempat menggunakan jasa 9 pemain asing. Meski dalam sebuah pertandingan hanya 5 + 1 pemain turun bersamaan, kesemua pemain asing Persib menempati posisi kunci, mulai dari penjaga gawang (Kevin Ray Mendoza, Fiipina), hingga lini serang. Bahkan untuk lini serang, ada 4 pemain asing (Ciro Alves, Mailson Lima, Gervane Kastaneer dan David Da Silva). Situasi ini tentu membuat Dimas Drajad, dalam kondisi fit sekalipun, sulit mendapatkan menit bermain. Dari semua laga yang diikuti Persib Bandung di sepanjang tahun, sejauh ini Dimas baru membukukan 1.718 menit bermain dalam 16 pertandingan dengan jumlah perolehan 2 gol dengan 3 assist.
Selain Dimas, sebelumnya ada Mark Klock, pernah menjadi pemain reguler sekaligus tulang punggung Timnas Indonesia. 2 tahun ke belakang, Klock seperti sudah tidak memiliki kesempatan masuk ke dalam tim, meski di Persib posisinya tidak tergantikan di tengah kepungan pemain asing.
Kondisi ini merupakan sebuah situasi yang menurut penulis tidak cukup baik untuk perkembangan pemain lokal. Meski harus diakui, dampak saat ini, membuah nilai kompetisi menjadi lebih tinggi (keberadaan banyak pemain asing). Bersambung ....
(Pada bagian selanjutnya, penulis akan menyampaikan gambaran menghadapi fenomena ini, demi tetap maju dan berkembang sepakbola Indonesia).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI