“Sesungguhnya seluruh amal anak Adam itu untuk diri mereka sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya.” (Hadis Qudsi).
Puasa yang mampu mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar inilah yang mampu membentuk pribadi Muslim yang bertakwa seperti tersirat dalam QS Al-Baqarah [2] ayat 183. Bagi umat Islam, puasa di samping memiliki tujuan spiritual, juga mengandung manfaat dan hikmah bagi kehidupan. Puasa sebagai salah satu target harian ramadan bertujuan menyehatkan fisik maupun psikis (kejiwaan).
Pola kebiasaan yang baik selama bulan ramadan selayaknya dapat menjadi model kita dalam menjalani kehidupan keseharian. Ramadan merupakan madrasah pembelajaran dan pelatihan yang dapat melahirkan karakter seorang muslim seperti Rasulullah SAW.
Dalam menjalani kehidupan seharusnya kita terus berusaha agar selaras dengan Tuntunan Hidup Rasulullah (THR). Ketika ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha diminta Sa’ad bin Hisyam mengganbarkan akhlak keseharian Rasulullah, Ummul Mu`minin pun menjawab, “Sesungguhnya akhlak Nabi Muhammad SAW adalah al-Qur`an.” (HR. Muslim).
Imam Ibnu Katsir Rahimahullah menggambarkan dengan sangat baik bagaimana keseharian beliau. Rasulullah sangat bagus dalam menjalin pergaulan, murah senyum, bercengkrama dengan keluarga, bersikap lemah lembut terhadap mereka, memberikan nafkah, bahkan mengajak bercanda.
Selain di masjid dan di rumah, kegiatan harian Rasulullah juga menjangkau ranah sosial. Di antara kegiatan yang dilakukan beliau yaitu: memantau dan memeriksa kondisi riil masyarakat, menjalin pergaulan simpati, memeriksa praktik kecurangan di pasar (HR. Muslim), hal ini merupakan cerminan kepedulian sosial yang sangat tinggi.
Rasulullah SAW adalah figur yang mesti teladani oleh seorang muslim. Perilaku dan sifat beliau merupakan pedoman hidup yang paripurna. Firman allah SWT yang berbunyi: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut allah ”. (QS. Al-Ahzab Ayat 21).
Rasulullah senantiasa merencanakan kegiatan dan masa depannya dengan baik dan sungguh-sungguh. Merencanakan masa depan adalah salah satu teladan dari Rasulullah harus kita maknai dengan artian yang luas, dan tidak hanya soal ibadah dan selamat di akhirat, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan.
Sebagai orang tua kita wajib menata dan merencanakan masa depan anak kita agar mereka menjadi generasi yang kokoh imannya dan mulia akhlaknya. Ramadan menjadi masdrasah bagi anak agar ditempa dengan benar, maka saat dewasa mereka akan memiliki mental yang kuat serta tidak mudah putus asa.
Tuntunan Hidup Rasulullah (THR) seharusnya menjadi role model perencanaan dan panduan bagi kita dalam menjalani kehidupan agar dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akherat.**