Mohon tunggu...
Dhanang Pradipta
Dhanang Pradipta Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Ilmu Sejarah

Mahasiswa Ilmu Sejarah, Hobi Makan terlebih lagi Mie Ayam. Menekuni digital content, tapi masih coba coba ajasih. ehe.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nyombala, Tradisi Turun Menurun Masyarakat Selayar

31 Mei 2020   21:10 Diperbarui: 3 Juni 2020   02:17 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nelayan. (Foto: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)

Untuk menyebut para nelayan lebih mengarah pada peralatan yang mereka gunakan untuk menangkap ikan. Seperti nelayan pengguna pancing yang biasa disebut dengan papekang, pengguna jaring atau pukat disebut palanra/papuka, pengguna bubu dinamakan pabuhu, dan sebagainya.

Faktor yang menyebabkan terjadinya tradisi nyombala yaitu terbagi kedalam dua faktor besar. Yaitu faktor Ekonomi dan Sosial. Faktor ekonomi yang mendorong terjadinya tradisi ini yaitu tidak semua wilayah dalam kabupaten Selayar tersebut dapat diolah sebagai ladang pertanian. 

Kondisi geografi dengan struktur tanah yang kering dan bebatuan menjadikan Selayar bagian utara sulit diolah untuk ditanami berbagai jenis tanaman dan tumbuhan jangka panjang. 

Keadaan seperti ini mengakibatkan stigma kepada masyarakat bahwa tetap bertahan dalam kondisi seperti ini tidak akan memberikan perubahan apapun pada kehidupan mereka khususnya faktor ekonomi. Oleh karena itu Makassar menjadi tempat yang digunakan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak.

Sedangkan, jika ditinjau dari faktor sosialnya sendiri teradapat pada salah satu prinsip mereka yakni supaya geleki latuai-tuai paranta, a’usahaki” yang memiliki arti “agar tidak dianggap remeh orang lain, kita harus berusaha”

Jadi, dapat disepakati bahwa penduduk Selayar melakukan Nyombala untuk memperbaiki martabat dan mengangkat derajat keluarga dengan mengunjungi keluarga di seberang lautan, meninggalkan kampung halaman untuk bekerja demi taraf hidup yang lebih baik.

Dan tak sedikit pula penduduk yang meninggalkan Selayar untuk melanjutkan sekolah atau studi untuk Pendidikan yang lebih lanjut. Kebanyakan penduduk Selayar pergi ke Makassar karena menurut mereka disana taraf pendidikan, sosial, dan ekonomi lebih baik.

Tujuan penduduk Selayar saat melakukan Nyombala tidak selalu berujung ke kota Makassar, pada dekade tahun 1970-an terdapat 2 daerah lain yaitu Toli – Toli (Sulawesi Tengah) dan Lasusua (Sulawesi Tengah) sebagai opsi lain. 

Karakteristik penduduk Selayar yang sebagian merupakan penduduk Agraris merasa lebih cocok untuk mengolah pertanian di tempat tersebut. Salah satu desa, yaitu desa Watuliwu menjadi perkampungan bagi suku Ghele yang pernah nyombala dan mayoritas dihuni oleh penduduk Selayar.

Kebanyakan penduduk Selayar yang melakukan Nyombala terpaksa harus mengabdikan diri kepada orang Cina taupun orang kaya lainnya di Makassar dikarenakan rendahnya modal pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. 

Karena itu, bekerja sebagai aktivitas sambilan merupakan salah satu cara yang dilakukan para penduduk yang melakukan Nyombala agar mendapatkan upah sebagai  biaya untuk hidup dan sekolah sehari – hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun