Mohon tunggu...
Dhaifullah GymnasstiarFarras
Dhaifullah GymnasstiarFarras Mohon Tunggu... Politisi - MAHASISWA

Meminati filsafat, sejarah, politik dan senyumanmu yang indah IG @daveiullahgf

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Mahasiswa Pergerakan yang Berlogika dan Bernalar

30 September 2022   22:23 Diperbarui: 5 Oktober 2022   08:51 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mahasiswa merupakan penggerak, pemegang tahta selanjutnya di negara ini. Mahasiswa merupakan agen perubahan, mahasiswa merupakan akal dan hati masyarakat. mahasiswa sebagai pengendali kondisi sosial, dan pengkritik utama para pemangku jabatan politik. Sudah banyak kita dengar pergerakan pergeraskan masa yang di pelopori mahasiswa, menurut saya hal itu merupakan definisi mahasiswa secara fundamental (mungkin ada beberapa pihak yang berbeda pendapat dengan saya) tapi bagaimanapun itu kita tidak bisa menafikkan bahwa mahasiswa bagian dari elemen masyarakat yang paling kritis, tentunya dalam gejala” sosial dan politik. Meskipun, situasi sosial politik berubah secara dinamis, mahasiswa tetap dalam satu sudut pandang, yaitu sebagai penyuara kebenaran dalam segi perspektif kepentingan masyarakat dan kepentingan rakyat.

Pergerakan mahasiswa kerap terjadi dimana mana, dan substansi yang di usung pun beragam, mulai dari isu tentang ke otoriteran pemerintah, isu tentang HAM seperti tragedi pembunuhan Munir,  Wiji Thukul, Marsinah sampai pada isu" sosial, tentang kenaikan BBM dan juga isu  politik tentang UU pelemahan KPK, omnibus law, dan UU cipta kerja. Menyuarakan substansi substansi  tersebut sudah lazim dikalangan mahasiswa, tapi disini membahas tentang cara mahasiswa untuk mencapai substansi tersebut lalu menyuarakan nya, dan bagaiamana kita sebagai mahasiswa menangkap substansi tersebut lalu menggunakan logika dan penalaran agar kualitas subtansi yang dibawa bisa lebih berbobot. 


Mahasiswa sebagai agen perubahan dan inisiator diperlukan bekal logika dan penalaran yang sehat.  Penerapan logika perlu sebuah esensi esensi pikiran untuk mengaktivasi. Tidak semata mata logika kita klaim sepihak, tapi bagaimana mahasiswa berproses dalam berpikir sehingga menemukan soal soal dan jawaban yang konkret serta kiritis. Peran logika dalam diri mahasiswa perlu di tingkatkan, salah satunya di ruang lingkup akademik kampus yang telah ditanamkan mata kuliah tentang cara menginterupsi argumentasi, yaitu mata kuliah filsafat. 

Meskipun seharusnya filsafat di ajarkam sejak SMP agar tumbuh critical thinking pada diri pelajar (bisa di bahas di lain topik). Logika merupakan sebuah cara dalam mengkritisi sesuatu, dan bernalar merupakan proses berpikir yg dinamis sesuai akal sehat. 

Logika dipakai sebagai sebuah cara dalam berpikir yang runtut untuk menemukam sebuah kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat, sedangkan bernalar merupakan sebuah proses berpikir untuk menemukan dan membongkar jalan” pikiran. logika dan bernalar merupakan sebuah kebebasan (meskipun ada batasan bernalar dalam pengetahuan) oleh karena itu, mahasiswa perlu menerapkan keduanya. 

Jalan pikiran yang terstruktur perlu di bentuk sebagai tonggak intelektual, keterampilan emosional dan kecakapan dalam bertindak. Berpikir perlu sebuah stimulasi dan pancingan untuk di aktifkan, dengan membaca dan peduli kepada fenomena sosial , logika dan nalar dapat digunakan sebagai parameter penilaian. 

Berlogika dan bernalar membuat kita ketika mengambil kesimpulan ataupun keputusan tidak terbutakan dengan perspektif” sesat yang membuat polarisasi situasi. Kesalahan dalam menjadi pelajar yang maha yaitu kita terlalau fokus dalam hal-hal yang berbau teknis, menghafal teori-teori, mengerjakan laporan praktek, mengejar angka angka, memang hal-hal tersebut perlu untuk kepentingan nilai numerik mahasiswa, namun ada yang tak kalah krusial yaitu dengan meningkatkan kepekaan kita kepada situasi sosial, lalu mengamati serta mengkirtisi hal-hal yang perlu di interupsi. 

Pendidikan kita dari Sekolah Dasar sampai SMA memaksa kita untuk patuh pada satu sistem, kita dituntut untuk menghafal, dipaksa untuk paham, dipaksa bersaing dengan meraih angka angka. Namun, tidak ada sebuah stimulus untuk meningkatkan daya pikir kritis, oleh karena itu sebagai mahasiswa bongkarlah pemikiran pemikiran yang terlalu terpaku pada teori, baca setiap buku yang bisa meningkatkan crtical thinking dan kepedulian pada sosial. 

Mahasiswa harus bisa mengkonstruksikan pikirannya untuk mendekonstruksikan kondisi kondisi sosial politik yang sedang krtitis. Selama menjadi mahasiswa jangan pernah mau tunduk terhadap oligarki, jangan pernah mau mengangguk kepada pemangku jabatan yang licik, gunakan logika dan penalaran untuk membantah dan berargumentasi. 

Ciptakanlah dunia kita sendiri dengan berpikir dan bernalar, dengan begitu kita tidak di tuntut belajar hanya untuk menjdi employee, ubahlah mindsets kita bahwa mahasiswa   bukan alat, melainkan pemikir yang akan menjadi pemimpin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun