Nama: Dhafin Majaya (211002501)
Mengendalikan EmosiÂ
Emosi dan perasaan akan bergejolak karena dua hal; suka cita yang besar dan bencana. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya aku melarang dua macam ucapan yang bodoh lagi tercela: keluhan tatkala mendapat nikmat dan umpatan tatkala mendapat musibah." Dan, Allah berfirman,
{(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dan kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.} (QS. Al-Hadid: 23)
Maka dari itulah, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kesabaran itu ada pada benturan yang pertama."
Siapa yang bisa mengendalikan emosinya dalam segala hal, baik itu kesedihan atau kebahagiaan, maka dialah yang benar-benar memiliki keyakinan yang kuat dan keyakinan yang teguh. Karena itu, ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan dengan berhasil mengatasi nafsu. Allah SWT. Tekankan bahwa manusia adalah makhluk yang suka bahagia dan bangga pada dirinya sendiri.
Namun, menurut Allah, ketika orang menderita, mudah untuk mengeluh, dan jika berbicara tentang kebaikan, manusia sangat pelit. Namun, tidak demikian halnya dengan orang-orang yang rendah hati dalam berdoa.
Itu karena merekalah yang bisa menjaga keseimbangan antara bergejolaknya gelombang kesedihan dan gelombang kegembiraan yang bergejolak. Mereka adalah tipe orang yang selalu bersyukur ketika mendapatkan kebahagiaan, dan selalu menunggu dengan sabar saat menghadapi kesulitan.
Emosi yang tidak terkendali hanya akan membuat Anda lelah, terluka, dan kesal. Sebab, misalnya, ketika dia marah, amarahnya akan meluap, yang sulit dikendalikan. Dan itu akan membuatnya gemetar seluruh, mudah untuk mengutuk siapa pun, seluruh orang melonjak, terengah-engah, dan melakukan apa pun yang dia inginkan. Adapun ketika dia mengalami kebahagiaan, dia terlalu menikmati, mudah melupakan dirinya sendiri dan tidak lagi mengingat siapa dirinya.
Manusia memang seperti ini, ketika mereka tidak menyukai seseorang, mereka cenderung menyalahkan dan mengkritik mereka. Akibatnya, semua kebaikan pada orang yang tidak disukainya seolah menghilang. Begitu juga ketika dia menyukai seseorang, dia akan terus mengagumi dan memuji orang tersebut seolah-olah dia tidak memiliki kekurangan. Dalam sebuah hadist dikakatan: "Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu di lain waktu, dan bencilah musuhmu itu sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu."
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, "Ya Allah saya minta pada-Mu keadilan pada saat marah dan lapang dada." Dan, Allah berfirman,