Mohon tunggu...
Empuss Miaww
Empuss Miaww Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Free thinker

Biarkan sang Rembulan bercerita,,, ( http://empuss-miaww.blogspot.com/ )

Selanjutnya

Tutup

Money

^__^ Nikmatnya Madu 3 ^__^

20 Juli 2011   19:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:31 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berasal dari komentar seorang sahabat “ Saya titip madu untuk mas dhani, biar sehat, minum madu 3 kali sehari”, membuat saya ingin menulis tentang madu, hehehe :D

Madu, kumpulan nectar yang telah di kumpulkan oleh beratus dan beribu lebah di dalam sarangnya, menjadi sebuah makanan kesehatan bagi manusia karena keunikan rasa dan fungsinya yang telah di kenal sejak jaman dahulu kala. Terdapat dua jenis madu yang kita kenal, yaitu madu yang berasal dari lebah ternak dan madu yang berasal dari lebah hutan.

Salah satu sentra penghasil madu alam di pulau Sumatera terletak di dua kota yang berdekatan, Sorek dan Ukui, disana dapat dengan mudah kita mencari madu, madu ini berasal dan di kumpulkan dari kecamatan – kecamatan yang terletak di sekitar dua kota tersebut, madu yang biasanya di jual di kedua kota tersebut merupakan madu alam yang berasal dari pohon Sialang, adapun lebah pengumpul madunya merupakan sarang lebah Apis dorsata yang membuat sarangnya di cabang – cabang pohon sialang tersebut, tidak heran, dalam satu pohon sialang terdapat puluhan sarang lebah apis dorsata disana.

Pohon sialang

Sebagai pohon yang di wariskan secara turun – temurun, pohon sialang tidak selalu di tebang saat masyarakat membuka lahan untuk digunakan bertanam karet ataupun sawit, bahkan di dalam kawasan HTI sebuah perusahaan perkebunan, terkadang terdapat wilayah tanah ulayat yang berisi beberapa pokok sialang dan tentu saja sarang lebah disana. Selain itu juga beberapa pohon sialang termasuk kedalam kawasan hutan yang di lindungi oleh pemerintah.

Namun meskipun telah berada dalam lindungan tanah ulayat, ataupun warisan turun menurun, ancaman kepunahan pohon sialang tetap saja ada, perambahan hutan, alih fungsi lahan, jual beli lahan adalah sedikit dari beberapa hal yang dapat menyebabkan kepunahan pohon sialang dari habitatnya.

Binaan WWF

Organisasi ataupun yayasan yang baik adalah organisasi yang tidak hanya membela masyarakat tempatan melalui demo dan tindakan anarkis lainnya, namun juga dapat memberdayakan masyarakat untuk mengenali dan memanfaatkan potensi alam yang ada di sekitarnya secara optimal, maksud daripada optimal adalah, bagaimana sumber daya alam itu tetap menjadi lestari, tidak hanya di nikmati oleh generasi sekarang saja, namun juga generasi mendatang.

Selain lestari, penggunaan sumber daya alam juga dapat memberikan kontribusi secara ekonomi kepada masyarakat, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, yang pada akhirnya akan turut membantu kelestarian alam karena telah merasakan pendapatan dari sana.

Di kawasan TN Tesso Nilo,tepatnya di kecamatan Ukui, terdapatorganisasi WWF yang membina sekelompok petani madu di dalam proses pengumpulan madu dan pengolahan madu agar sesuai dengan prinsip Green and Fair Product, serta juga membantu pemasaran produk tersebut ke luar daerah, mengawasi mutu madu yang dihasilkan serta membantu dalam membuat kemasan yang menarik bagi konsumen.

Produk madu

Secara garis besar, ada tiga produk yang dapat dihasilkan dari proses pengolahan madu ini, yaitu :

1.Madu

1311190093827499871
1311190093827499871

Cairan madu merupakan produk utama yang di hasilkan, proses pencarian madu dilakukan pada saat bulan mati setiap sebulan sekali, hal ini bukan merupakan klenik turun menurun, namun merupakan upaya menghindari sengatan lebah di waktu pengambilan madu tersebut.

Madu yang berasal dari sarang lebah tersebut kemudian akan mengalami dua proses pengolahan yang berbeda, ada yang melalui proses pemerasan, metode lama, dan ada yang melalui proses penirisan, yang sering di sebut model higienis,

Metode pemerasan bertujuan untuk mempercepat kerja pengeluaran madu dari sarangnya, hal ini dilakukan melalui pemerasan sarang yang berisi madu, kemudian di taruh dalam sebuah wadah berpenutup.

Sedangka metode penirisan dilakukan dengan cara membelah madu menjadi beberapa bagian, kemudian di taruh di atas sebuah saringan, proses ini memakan waktu yang cukup lama, dan madu yang keluar kemudian di saring sebelum akhirnya di masukkan kedalam suatu wadah. Proses pengeluaran madu melalui penirisan ini senantiasa dilakukan sesuai standarInternal Control System(ICS). Agar kualitas madu tetap terjaga. selain itu, WWF juga tengah mengupayakan madu dari APMHTN ini untuk mendapat sertifikasi dari Aliansi Organik Indonesia (AOI). Untuk memenuhi standar sertifikasi AOI, maka selain proses panen ICS, para petani juga harus menerapkan sistem administrasi yang baik misalnya harus adalog bookyang mencatat secara detail asal usul madu yang dipanen.

Rata – rata kandungan air yang berasal dari sarang madu berkisar antara 22 – 25%, tergantung kepada cuaca yang sedang terjadi saat pengambilan madu, apakah gerimis ataupun tidak gerimis, untuk produk madu dalam kemasan yang di bina oleh WWF, kadar air di kurangi menjadi hanya sekitar 20 %, sebelum akhirnya di kemas dalam suatu wadah khusus.

13111903281205547480
13111903281205547480

Madu yang di gunakan di dalam binaan WWF adalah madu penirisan, hal ini karena madu penirisan memiliki gas dan kotoran bekas sarang dan lebah yang jauh lebih sedikit daripada madu perasan.

2.Lilin

1311190263208815985
1311190263208815985

Sisa limbah produksi pada metode penirisan adalah berupa sarang madu, sarang madu ini kemudian oleh petani di olah menjadi sebentuk lilin, lilin ini di cetak kedalam semacam bekas kaleng minuman bersoda yang di berikan bumbu pada tengahnya.

Lilin dari madu biasanya di pergunakan untuk pengobatan, antara lain untuk pengobatan telinga, keunggulan dari lilin yang berasal dari sarang madu adalah tidak adanya penggunaan paraffin sebagai bahan dasar pembuatan lilin.

3.Sabun

Sabun juga berasal dari penggunaan ampas sisa sarang lebah yang telah di keluarkan madunya. Sabun yang di produksi oleh petani madu dicetak dalam wadah persegi dan di berikan essence pewangi sesuai wangi yang di inginkan.

Sasaran pemasaran

Sasaran pemasaran madu binaan WWF ini adalah ke luar negeri, terutama ke Negara Malaysia dan Singapura, hal ini dengan telah di sepakatinya kerjasama antara Asosiasi Petani Madu Hutan Tesso Nilo (APMHTN) dengan TLH Product Industries Sdn Bhd sejak tahun 2010, dengan kuota pemasaran sebesar 1 ton perbulan, selain itu madu model penirisan ini juga di jual sampai ke kota Medan di Sumatera Utara.

Dengan produksi yang mencapai 30ton perbulan, tentu saja ada peluang untuk memperkenalkan madu Tesso Nilo ke seluruh penjuru Indonesia, tidak hanya sampai di pulau Sumatera dan Negara Malaysia saja, anda berminat,,,,?

Semoga bermanfaat ^__^

sumber :

pengamatan pribadi

http://www.wwf.or.id/

www.wikipedia.com

melayuonline.com

Ramadhani panca putra, 081918616940

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun