Mohon tunggu...
Dewi Yulina Nur Soleha
Dewi Yulina Nur Soleha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hallo

Sedang belajar dalam membuat berita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hubungan Defisiensi Vitamin D Terhadap Risiko Osteoporosis

11 Januari 2023   10:02 Diperbarui: 11 Januari 2023   10:06 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Jalur patofisiologis dari defisiensi vitamin D hingga osteoporosis, osteomalacia, jatuh dan patah tulang (Lips & Van Schoor, 2011). 

Osteoporosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan struktur tulang karena hilangnya kepadatan tulang (Lips & Van Schoor, 2011). Peran utama metabolit aktif vitamin D 1,25(OH)2D adalah membuka saluran kalsium di usus, merangsang pembentukan protein pengikat kalsium di sel usus, dan dengan demikian merangsang penyerapan kalsium dan fosfat di usus (Lips & Van Schoor, 2011). Pada keadaan tersebutlah terjadi mineralisasi tulang dalam keadaan optimal.

Sedangkan, dalam keadaan defisiensi vitamin D, konsentrasi 1,25(OH)2D mengalami penurunan dan lebih sedikit kalsium dan fosfat yang tersedia untuk mineralisasi tulang. Selanjutnya terjadi peningkatan serum PTH yang dapat merangsang pergantian tulang yang dapat menyebabkan pengeroposan tulang. Dengan demikian defisiensi vitamin D yang berkepanjangan akan menyebabkan peningkatan pengeroposan tulang dan hal tersebutlah yang dapat mengakibatkan osteoporosis. (Lips & Van Schoor, 2011). Berikut ini merupakan skema defisiensi vitamin D hingga mengakibatkan osteoporosis (Gambar 1). 

Sintesis Vitamin D:

Defisiensi vitamin D yang berkelanjutan dapat menyebabkan salah satunya risiko penyakit osteoporosis. Dengan demikian kita perlu mengetahui vitamin D dapat di sintesis dari sumber mana saja agar dapat meminimalisir risiko osteoporosis. Pertama, sintesis vitamin D dari sumber sinar matahari yaitu sinar matahari dapat mengatur produksi total vitamin D3 pada kulit dengan menyebabkan fotodegradasi previtamin D3 dan vitamin D3 (Holick, 2018). Kedua, sintesis vitamin D dari sumber makanan. Dalam mengurangi risiko osteoporosis dapat dilakukan fortifikasi vitamin D pada produk susu dan produk tepung, hal  tersebut dapat meningkatkan konsentrasi serum vitamin D dalam tubuh (Polzonetti et al., 2020).

Kesimpulan:


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko osteoporosis pada tulang yaitu dengan memastikan konsentrasi vitamin D yang cukup dalam tubuh agar penyerapan mineral-mineral pembentuk tulang dapat bekerja secara optimal. Kemudian, vitamin D juga dapat disintesis dari 2 sumber diantaranya sinar matahari dan sumber makanan.

Referensi:

Holick, M. F. (2018). Photobiology of Vitamin D. Vitamin D: Fourth Edition, 1, 45–55. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-809965-0.00004-5

Lips, P., & Van Schoor, N. M. (2011). The effect of vitamin D on bone and osteoporosis. Best Practice and Research: Clinical Endocrinology and Metabolism, 25(4), 585–591. https://doi.org/10.1016/j.beem.2011.05.002

Polzonetti, V., Pucciarelli, S., Vincenzetti, S., & Polidori, P. (2020). Dietary intake of vitamin d from dairy products reduces the risk of osteoporosis. Nutrients, 12(6), 1–15. https://doi.org/10.3390/nu12061743

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun