Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Hidup Harus Berpikir "Lebih dari Sekadar Teman"

30 Juli 2017   07:33 Diperbarui: 7 Agustus 2017   19:39 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: whicdn.com

Di meja tempat saya biasa menulis berbagai artikel, termasuk tulisan ini, terpajang sebuah foto diriku, yang bersanding dengan sahabat dan pasangannya, di hari pernikahannya. Jujur, sewaktu melihat foto itu, rasanya saya teringat sekali, dengan sahabatku yang setia bersamaku saat diriku ditimpa "cobaan" sewaktu berada di sekolah, dan alhamdulillah kami tetap menjaga hubungan persahabatan, sampai hari ini.

Dan, gara-gara foto itu pula, masa laluku harus ditarik ke belakang; ditinggal sahabat menikah, dan tak lagi bersama. Satu kecamatan, satu kabupaten. Dan, di awal tahun 2017, dia benar-benar melepas masa lajang, dan pada akhirnya, harus memproriaskan keluarga kecilnya, "berpindah" di daerah barunya.

Kehilangan? Ya sudah pasti. Walaupun demikian, diriku tetap saja bahagia. Setidaknya, dari peristiwa pernikahan sahabatku itu, saya jadi paham, cepat atau lambat, mau tak mau, diriku harus berpikir tentang kehidupan, dan hubungan yang lebih luas dari berteman.

Baca puisi kenanganku: Kebahagiaan Sahabat di Hari Teragung

Nah, berkaitan dengan hal itu, sebelumnya, ada dua kejadian di hidupku, sebagai blogger dan teman dekatnya, yang secara kebetulan terjadi. Akhir 2016 lalu, setelah  saya mendapat kabar sahabatku akan menikah lewat message Facebook, platform blog ini mulai mengusung slogan barunya. Hayo, kau nyontek tagline blog keroyokan ini untukmu, ya?

Bukan, bukan. Saya tak bermaksud seperti itu! Justru itulah, ketika diriku membaca artikel-artikel yang mengandung kata "beyond" itu sendiri, termasuk perubahan pada blog sosial ini, rasanya jadi "terinspirasi". Terus, apa kaitannya dengan kehidupanku?

Ya, melihat fenomena perkembangan platform ini dan mengambil hikmahnya, itu berarti, saya harus melampaui apa yang kujalani saat ini. Hidup ini bukan melulu soal teman (biasa), dan pengalaman termanis tentang persahabatan yang kujalani selama 9 tahun kebelakang. Tapi, ada perasaan yang lebih dalam lagi. Dan, hal itu, adalah CINTA!

***

Dalam kehidupan di dunia ini, tentunya mustahil jika kita bertahan hidup sendirian. Sebab, orang lain akan selalu ada untuk kita. Pada awal kehidupan pertama di muka bumi, mula-mula kita dikelilingi oleh keluarga dulu, habis itu barulah masuk fase kehidupan baru; bersekolah. Di tempat kita biasa menuntut ilmu itulah, kita biasanya mendapatkan teman-teman, bukan?

Habis itu, perlahan-lahan kita "berpindah-pindah tempat", sesuai jenjang pendidikan yang ditempuh. Apalagi kalau sudah lulus dan masuk dunia kerja. Suasananya dah beda lagi, terlebih bagi yang bekerja atau kuliah di perantauan, rasanya indah ya, dapat teman-teman baru dari berbagai daerah. Asyiiiik!

Akan tetapi, kedekatan antara kita dan teman-teman itu, berbeda-beda. Mana mungkin,  kita memaksa mereka untuk jadi teman akrab untuk selamanya? Sungguh, hal ini tidak mungkin terjadi, bukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun