Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Mencintai Buku di Kala Hujan

22 November 2020   19:58 Diperbarui: 22 November 2020   20:14 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Neopolis

Hujan, memang mengubah suasana bagi siapa saja.

Bisa jadi menyebalkan, karena rencana dibuat gagal karenanya. Tapi, bisa juga juga menjadi saat membahagiakan, jika melakukan hal yang tepat.

Oh ya, kedatangan hujan yang membuatnya senang, tak hanya berlaku saat hari-hari panas telah panjang dijalani dan merindukan cucuran air dari langit. Di musim hujan seperti sekarang ini, hampir pasti akan menemuinya.

Kadang, di waktu tertentu, ada yang pasti bersamanya. Petir. Terdengar mengerikan sih bagi sebagian orang, apalagi yang takut. Kalau kayak gini, jadi tak bisa bebas deh bersenang-senang dengan gadget.

Duuh, jika itu memang terjadi. Petir semakin kencang terdengar. Ketakutan dalam hati akan meninggi.

Hmmm, jadi teringat. Ada seorang remaja yang tewas tersambar petir saat mendengarkan musik lewat handphone di kamarnya. Membaca judul dan berita aja bikin ngeri, yakan?

Ya lah, jauh sebelum itu. Sebenarnya, memegang dan memainkan smartphone (dan barang elektronik) di saat halilintar mengamuk, itu adalah hal yang membuatku tak berani!

Nah, daripada bingung mau ngapain. Tidur? Kalau dilakukan pada malam atau siang hari sih orapopo. Di luar itu, harusnya jangan dibiarkan kosong begitu saja. Produktiflah.

Salah satu kegiatan yang positif dan layak dilakukan di saat hujan-hujan begini, ya membaca buku!

Terlihat romantis ya, kalau membaca buku di hadapan alam yang disirami hujan, yang dipisahkan kaca jendela. Tapi kalau disertai petir, boleh juga menikmati bacaan dengan hanya ditemani suara guyuran hujan.

Karena itulah, ini bisa menjadi saat yang tepat untuk mencintai buku bagi yang rendah semangatnya. Di saat untuk membaca buku saja, merasa tak punya waktu. Atau, ingin mengusir kesuntukan dunia namun tak tahu caranya. Pegang hape di saat kayak hujan berpetir itu seperti jadi pantangan.

Dan, bukanlah membaca buku di saat hujan ada manfaatnya? Dan, itu lebih besar dibanding melakukan kegiatan apa pun yang justru merugikan jiwamu.

Kalau kalian membaca karya sastra macam puisi dan cerpen, diiringi oleh hujan pun bisa saja terinspirasi. Biar kalian tak berpatokan pada kata itu melulu. Coba kalian, puisi tentang senja, cerita juga senja, pantun temanya senja lagi. Apa tak bosan?

Lalu, di saat hujan, jadi penambah bumbu suasana untuk menggambarkan situasi di mana si pembuat karya akan bercerita dan menuliskannya. Misalnya, dua orang sahabat yang akhirnya berpisah di saat hujan. Mana ditambahkan perasaan yang sedih lagi, seolah-olah langit sedang menangis.

Dan, membaca karya sastra yang indah itu, kala hujan sedang turun, rasanya bisa menghibur hati, seolah-olah ada yang menemani jiwa yang kesepian. Apalagi yang sedih nan mellow, jadi terbawa sedih di langit dengan apa yang diceritakan.

Cuma itu saja? Hmmm, sebenarnya, tak hanya berlaku pada buku fiksi semata!

Kalau membaca buku non fiksi, pastinya pengetahuan akan bertambah. Ingat, membaca kan mengajak otak untuk belajar; dengan kata lain, ketika menyelami bacaan, otak akan bekerja keras untuk menyambungkan neuron-neuron yang ada di dalamnya!

Jikalau itu terjadi, bukankah sama saja dengan membahagiakan pikiran kita?

Tapi, kan, semangat membacaku lagi down nih, gimana dong?

Kalian harus menyemangati diri sendiri, bahwa membaca itu bermanfaat. Niatkanlah kalian, bahwa ketika membaca buku, kalian sedang ingin belajar, mencerdaskan otakmu, dan mengembangkan potensi dirinya dengan ilmu yang didapat dari bacaan.

Atau, ingatlah kesaksian-kesaksian yang dirasakan setelah kalian membaca buku, ada gak hal-hal yang kalian ketahui dari buku bacaan? Oh, pastinya ada kan!

Bisa juga niatnya untuk mencari ide dan menambah referensi dalam menulis nantinya, terlebih yang kerjaannya hanya menulis dan menulis lagi, tak ada jalan lain!

Maka, kalau kepalanya dipenuhi pengetahuan dari buku bacaan, saat menulis nanti, akan berbuah hasil yang berkualitas, dan ujung-ujungnya, keberuntungan dan keuntungan akan diperoleh!

Namun, yang harus diingat. Kita diciptakan-Nya untuk menjadi makhluk yang bermanfaat bagi sesamanya dan seluruh alam. Jadi, kalian harus upayakan jadi manusia pembelajar, ya!

Karena itulah, ayo bangkit! Bercumbulah dengan buku selagi bisa dan alam sedang dibasahi air dari angkasa. Kalau tidak, kapan lagi?

Demikianlah penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun