Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jakob Oetama, "Menghidupi" Karakter Kompas Gramedia

10 September 2020   10:53 Diperbarui: 11 September 2020   13:19 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama. Jakob Oetama meninggal dalam usia 88 tahun pada Rabu (9/9/2020). (Sumber: Pusat Informasi Kompas) 

Beruntung, diriku sempat membaca di berbagai sumber, bagaimana para tokoh mengenang sosok JO di mata mereka. Beliau itu orangnya nasionalis, membela kemanusiaan dan kebhinekaan, dan yang pasti, memberi teladan di bidang jurnalistik.

Nah, kala saya menyelami produk-produk yang dihasilkan perusahaan Kompas Gramedia, itu benar adanya. Sudah lama diriku mengagumi perusahaan itu, yang memberi nilai-nilai positif, terutama keindonesiaan dan humanisme dalam setiap karyanya.

Buktinya, waktu membaca Harian Kompas, walaupun lebih banyak lewat online, tak ragu lagi sering membahas tentang Indonesia, lebih-lebih saat mendekati hari nasional seperti Kemerdekaan RI. Nasionalismenya, toleransinya, kebudayaan tradisional Nusantara telah tercakup dalam tulisan-tulisan itu. Apalagi hari-hari besar keagamaan, sudah dibahas semua!

Dan, yang bikin saya salut, keterpihakan terhadap kaum lemah juga diberi porsi. Kaum disabilitas yang tak terlalu menarik perhatian juga diberitakan. Juga, berita-berita olahraga yang melibatkan mereka, tak luput dari liputannya.

Selain itu, tentu saja di bidang-bidang lainnya seperti kesehatan, lingkungan, dan sebagainya, yang diwartakan secara positif dan tentu saja, mencerahkan!

Lalu, majalah Sedap dan Saji. Soal masakan khas Indonesia, kedua majalah itu tidaklah alpa. Selalu ada ruang untuk memuat hidangan dari berbagai daerah, tentu saja untuk mengenalkannya kepada pembacanya.

Seiring menempuh perjalanan hidupku, lama-kelamaan saya kenal yang namanya internet. Diriku mulai membaca berita-berita di Kompas.com dan Tribun Online. Pertengahan tahun 2014 lalu, saya juga bergabung menjadi penulis di Kompasiana. Apa yang kurasakan selama ini?

Sama saja, nilainya tetap ada.

Kompas.com tak pernah lalai dalam menyajikan hal tentang Indonesia. Walaupun memang mengejar view dan keuntungan, pastinya punya tanggung jawab moral terhadap bangsanya, bukan? Lihatlah artikel-artikel yang kubaca tentang Proklamasi Kemerdekaan dan sejarahnya, atau tentang Hari Batik Nasional. Itu semua adalah buktinya.

Terus, waktu saya menulis artikel di Kompasiana. Tulisanku tentang keberagaman dihargai lebih sama Admin! Begitu pula soal artikelku tentang Nyepi yang terpilih jadi artikel kurasi pilihan bersama empat artikel lainnya, yang kesemuanya mengulas tentang berbagai makna termasuk toleransi beragama.

Kemudian, buku-buku cetak. Saya sendiri punya berbagai buku yang diterbitkan oleh Kompas Gramedia. Ada yang memberi pengetahuan, juga inspirasi yang menyemangati jiwa. Saya jadi tahu bagaimana cara merawat otak yang sangat berharga, sampai kisah hidup anak muda yang memecahkan rekor dunia daya ingat, Dominic Brian yang memberiku teladan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun