Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Selamatkan Bumi dengan Berbagi

31 Juli 2020   12:30 Diperbarui: 1 Agustus 2020   14:52 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: abcnews.com

Kalau kalian renungkan, masih banyak sekolah-sekolah yang tak punya bangku, meja dan kursi! Lalu, komputernya juga, mau praktik pelajaran TIK dan melaksanakan UTBK jadi susah.

Memang, setiap tahunnya negara kita menghasilkan sampah sebanyak 64 juta ton setiap tahun, namun, barang masih layak namun tak terpakai terus dibuang ke lingkungan, baik bahannya anorganik seperti plastik, maupun organik contohnya kayu, sama saja nambah beban sampah di bumi Indonesia!

Terus, bagaimana caranya?

Seperti yang pernah kubaca di buku Keajaiban Sedekah, kalau tidak salah, ada kampus yang mendonasikan komputer dan bangku yang masih laik namun tidak digunakan, pada sekolah-sekolah Islam. Alhasil, para pegawainya bisa mewujudkan mimpinya; beribadah di Tanah Suci bisa digapainya!

Melihat hal itu, apa salahnya kalian mendonasikan barang layak pakai namun sudah tidak dibutuhkan lagi? Terlebih lagi, di momen Idul Adha yang berbarengan dengan pagebluk COVID-19. Harusnya, jiwa berbagi harus lebih, lebih, dan 10X lebih baik!

Apalagi barang elektronik seperti gadget yang harusnya dimintai perhatian bagi kalian, juga untuk mereka yang harus mengikuti pembelajaran (daring) di tengah pandemi.

Pasalnya, peralatan elektronik, walaupun baru sekalipun, kalau tidak terpakai, lama-lama, jadi rusak. Akhirnya, ujung-ujungnya jadi sampah elektronik yang bikin Bumi bersusah hati. Percuma, 'kan?

Oh ya, kalau kalian mengingat pesta kelulusan dengan corat-coret baju, itu sebenarnya hal yang tidak berguna buat lingkungan dan hari depanmu!

Iya sih, buat kenang-kenangan. Tapi, itu 'kan cuma dalih doang. Ujung-ujungnya, baju itu disingkirkan jua. 

Di sisi lain, ada juga keluarga yang sesuap nasi aja susah, apalagi buat beli seragam?

Karena itulah, koreksi dirilah wahai kalian yang merasa cukup dengan barang-barangnya! Yang punya barang lebih dari satu atau sudah tidak ingin membutuhkannya. Apa lebih baik dikorbankan untuk kepentingan kaum papa yang penderitaannya sudah mendera?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun