Mohon tunggu...
Nahariyha Dewiwiddie
Nahariyha Dewiwiddie Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis dan Pembelajar

🌺 See also: https://medium.com/@dewiwiddie. ✉ ➡ dewinaharia22@gmail.com 🌺

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

SEA Games 2011, Pelajaran Kecil untuk Asian Games 2018

31 Agustus 2018   21:14 Diperbarui: 31 Agustus 2018   21:43 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Liputan6.com

Nah, dari situlah kita mengambil pelajaran; urusan sesuatu, percayakan aja sama ahlinya! Di bidang olahraga, itu pekerjaan KONI, dalam urusan pembangunan dan renovasi venue, itu adalah tanggung jawab kementerian PUPR. Kalau tidak sesuai, bakal kacau semuanya bukan?

Tapi, yang lebih penting dari itu...

Memang persiapan untuk SEA Games 2011 kacau balau karena manajemen waktu yang buruk, tapi kekacauan itulah yang menjadi awal untuk mempersiapkan ajang olahraga besar dengan lebih baik.

Bukankah penyelenggaraan SEA Games justru menjadi modal awal bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk menyelenggarakan perhelatan yang lebih besar lagi (Asian Games)? Dan negara kita, tak perlu menunggu waktu lama untuk menggelar ajang olahraga serupa.

Karena, setelah tiga tahun menyelenggarakan SEA Games 2011 justru diberi kesempatan sama OCA untuk serah terima menjadi tuan rumah Asian Games setelah Vietnam mengundurkan diri. Bagiku, justru kesempatan emas bagi  Indonesia untuk memperbaiki diri melayani tamu-tamu asing.

Bayangkan! Dari hasil berkaca dari kekurangan penyelengaraan pesta olahraga se-Asia Tenggara, tentunya Indonesia bisa dapat pengalaman, pelajaran dan evaluasi, dan hal itulah yang menjadi modal negeri ini untuk segera berbenah, pastinya agar bisa menjadi tuan rumah yang baik.

Kini, dari persiapan SEA Games yang kurang setahun, saat Asian Games kali ini dilakukan dua tahun, bahkan lebih. Tapi, tetap saja merasa mepet. Hanya saja, waktu yang diberikan lebih lama dibanding hanya sebelas bulan, ya biar ada waktu yang cukup untuk merencanakan dan mengeksekusinya tanpa ada acara ditunda-tunda lagi!

Bahkan, persiapan upacara pembukaannya tidak cukup dilakukan sebulan, melainkan 1,5 tahun! Ya biar saat pembukaannya nanti tidak mengecewakan 'kan ya....

***

Saat saya menulis artikel ini, presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach sedang bertandang ke Indonesia, dan kesempatan tersebut dimanfaatkan pemerintah buat bidding menuju tuan rumah Olimpiade 2032. Kalau memang terpilih jadi tuan rumah Olimpiade 2032, harus bersiap lahir batin dan waktu serta pendanaan yang cukup.

Apakah Indonesia sanggup menggarapnya? Ya, mudah-mudahan bisa, asal sebaiknya persiapannya jangan pakai sistem kebut semalam ya. Berkacalah dari penyelenggaraan Asian Games sebelumnya, dan harus dieksekusi jauh-jauh hari!

Demikian penjelasannya, salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun