Mohon tunggu...
Dewi PurnamaSari
Dewi PurnamaSari Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai Olahraga

Berusaha menjadi yang terbaik, dari yang terbaik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Penerus Bangsa

14 Juli 2019   01:37 Diperbarui: 14 Juli 2019   01:59 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adab, sikap, perilaku merupakan tiga hal yang harus selalu diterapkan dimanapun dan
kapanpun. Sopan, santun, jujur, adil, dan sebagainya menjadi bagian yang harus selalu
melekat pada diri manusia. Setiap manusia dikaruniai akhlak dan budi pekerti yang tidak
mungkin sama. Setiap manusia memiliki karakternya masing-masing. Namun, apakah perlu
adanya guru "khusus" untuk mengendalikan akhlak dan perilaku setiap orang?

Sopan santun, ramah, suka menolong, permisi merupakan ciri khas warga negara
Indonesia. Banyak turis mancanegara yang mengakui hal tersebut. Mereka senang untuk
kembali berkunjung ke Indonesia karena salah satu alasannya ialah warganya yang memilki
perilaku baik serta ramah terhadap para turis. Namun, masihkah ada alasan itu pada generasi
seterusnya?

Jika melihat perilaku, adab, dan kesopanan yang ada pada remaja zaman sekarang,
apakah mungkin nama baik warga negara Indonesia di mata turis masih berlaku? Maraknya
vloggers dan selebgrams yang ada di dunia maya dan sosial media menjadi tolak ukur
ketenaran. Para remaja bahkan anak-anak saling berlomba untuk bisa "terkenal" di sosial
media. 

Persaingan nyata kita lihat terjadi di berbagai akun sosial media. Perlombaan saling
mencari nama. Tanpa memikirkan komentar yang akan muncul, mereka mencari pamor di
sosial media.

Sikap dan perilaku sangat mungkin terpengaruh oleh lingkungan sekitar, terutama di
zaman yang modern ini. Zaman dimana segalanya dapat diakses dengan cepat melalui
smartphone masing-masing. Perubahan model berpakaian, cara bicara, dan perilaku bahkan
segala aspek sudah dengan cepat terpengaruh dengan hal-hal yang ada di sosial media seperti
instagram, facebook, youtube dan lain sebagainya.

Lalu perlukah adanya guru yang dipekerjakan khusus untuk menangani pelencengan
perilaku yang terjadi pada anak-anak dan remaja saat ini? Apakah yang harus dilakukan para
orang tua? Mendukung, menolak, atau mencegahnya? Atau bahkan tidak perlu memedulikan
perubahan-perubahan yang terjadi pada perilaku maupun penampilan anak-anaknya? Atau
selama ini peran guru di sekolah hanya memberikan materi pembelajaran tanpa memberikan
materi adab dan perilku pada murid-muridnya? Apakah sebenarnya para guru telah
memberikan bimbingan moral yang baik terhadap para murid, namun tidak berhasil karena
para murid sudah terlanjur mengikuti tren para idolanya di sosial media?
Pengertian guru dalam dunia pendidikan adalah tenaga profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, mebimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mngevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen).

Oleh karena itu, guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Dalam salah satu fungsinya, guru juga dikatakan sebagai pembimbing. Dimana berarti
guru juga harus mengamati tingkah laku siswanya melalui lembaga khusus misalnya seperti
lembaga yang sudah lama ada di sekolah-sekolah yaitu lembaga yang bernama "Bimbingan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun