Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Curhat Sistem Ganjil Genap dari Ibu Pekerja Beranak Dua

15 Agustus 2019   17:43 Diperbarui: 16 Agustus 2019   15:57 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: gettyimages

Sejatinya gedung kantor sudah terlihat sejak berada di atas jalan tol dan di situ ada keluar tol terdekat, namun diri ini tidak kuasa untuk menghampirinya karena di sana berlaku ganjil genap. Saya harus berputar jauh sekali sampai gedung itu tidak terlihat, lalu kemudian hingga terlihat lagi. Siasat yang dapat saya lakukan agar tidak datang terlalu siang di tempat bekerja adalah tentunya dengan berangkat lebih pagi, dengan demikian tentu ada waktu bersama anak-anak yang mungkin harus terpotong di pagi itu.

Alternatif lain adalah menikmati Transjakarta seperti yang pagi ini telah saya coba, seru! Banyak berlari atau minimal jalan cepat di jembatan, berdiri sepanjang jalan kenangan dan kenikmatan lain sebagainya yang bisa dibilang justru di situlah seninya. Menikmati jalanan Jakarta bersama puluhan orang-orang yang tidak dikenal, saling pandang bertemu mata tapi tiada sapa hahaha...

Di balik itu semua, kira-kira berapa banyak orang yang justru tergerak hatinya untuk memanfaatkan transportasi publik dibandingkan dengan membeli kendaraan baru dengan memesan plat nomor berlawanan dengan yang sudah dipunya?

Sepertinya menarik jika dilakukan penelitian tentang pengaruh perluasan area ganjil genap terhadap budaya bertransportasi masyarakat Jakarta. Karena tidak bisa dipungkiri tetap ada pihak-pihak yang pandai mengambil peluang, para Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) kendaraan roda empat misalnya yang berlomba-lomba memberikan promo harga murah untuk tipe-tipe mobil tertentu. 

Nah, ini bisa dijadikan masukan bagi pemerintah terkait agar tetap waspada dengan adanya promo berlebihan yang mungkin saja dilakukan oleh para produsen mobil sehingga mengakibatkan tidak seiring sejalan dengan peraturan lalu lintas. Walaupun masyarakat tentu percaya antara pelaku bisnis dengan pemegang payung hukum pasti selalu berusaha bergerak di koridor yang tepat, yang dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak termasuk masyarakat.

Hasrat setiap manusia untuk membahagiakan diri sendiri memang sulit dikendalikan oleh orang lain, bisa jadi banyak orang yang tengah berencana membeli kendaraan ke dua agar mudah berlalu lalang di Jakarta baik pada tanggal genap maupun ganjil, pun pada saat tidak ada promo. Itulah mengapa pentingnya peranan semua pihak agar rencana baik yang telah disusun oleh pemerintah dapat didukung oleh seluruh warganya.

Selain menginginkan agar masyarakat segera memanfaatkan transportasi publik, pemerintah juga perlu segera berbenah dalam hal integrasi moda transportasi demi kenyaman bersama. Para produsen kendaraan bermotor roda empat yang memang mengacu dalam hal bisnis tentunya agar tetap menyesuaikan kebijakan negara yang ada agar bisnis tetap jalan dan pihak-pihak lain pun senang. 

Lantas bagaimana dengan perusahaan penyedia jasa taksi berbasis jaringan? Tentu juga harus memerhatikan segala payung hukum yang berlaku agar semuanya lancar dan nyaman selalu.

Kita semua hendaknya bisa menyikapi segala sesuatu dengan positif, jika dirasa ada yang tidak tepat maka sampaikanlah aspirasi pada wadah yang seharusnya.

Termasuk misalnya ada yang punya usul, sampaikanlah secara bijak, seperti "Pak Anies, mungkin ngga sih Pak area yang berlaku ganjil genap tidak usah diperluas, namun jam berlakunya saja yang ditambah sampai agak siang dan agak malam...?" 

Hehe... Kembali ke judul, ini adalah curhat ganjil genap ibu pekerja beranak dua.

#DNU

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun