Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Museum Juga Harus Menyesuaikan Diri di Era Revolusi Industri 4.0

21 Maret 2019   21:15 Diperbarui: 22 Maret 2019   04:25 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum PETA (Foto: Tribunnews/Anneke Herlin Chatrilisna)

Ketika mengunjungi Museum Pembela Tanah Air atau yang akrab disebut dengan museum PETA pada Minggu (17/3) lalu, saya merasakan sebuah atmosfir yang sama persis dengan masa-masa Sekolah Dasar (SD) puluhan tahun silam. Rasa ini mungkin saja sama dengan nuansa museum-museum lainnya, sunyi senyap, remang-remang, tatanan diorama yang kaku yang dari dulu hingga kini masih seperti itu. 

Saya pribadi percaya, tentu ada maksud dari pembentukan "rasa" museum yang seperti itu, salah satunya mungkin agar para pengunjung merasakan ikatan yang kuat antara barang-barang yang dipajang di dalam museum dengan kejadian yang sebenarnya. Sehingga nuansa hiruk-pikuk atau cerah ceria memang dihindari agar kesan perjuangan masa lampau dapat sampai kepada pengunjung masa kini. 

Namun saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi yang ke 4, atau era revolusi industri 4.0, di mana setiap sisi kehidupan manusia saat ini sangat berkaitan erat dengan kemajuan teknologi yang tidak bisa lagi dihindari.

Lantas apa hubungannya dengan perihal museum di awal paragraf? Tentu saja tentang bagaimana caranya museum-museum yang ada di Indonesia juga menerapkan kemajuan teknologi dalm setiap sajiannya. Salah satu hal yang saya pikirkan untuk mendukung kemajuan museum dengan menerapkan kemajuan teknologi atau dapat dikatakan sebagai museum yang berbasis digital adalah dengan pembuatan QR Code di setiap diorama yang disajikan. 

Pada masa konvensional pengunjung dapat mengetahui keterangan atau cerita dari sebuah diorama adalah dengan membaca sekelumit kisah yang dipaparkan melalui tulisan yang ditempel di dinding diorama. 

Di era modern seperti saat ini semestinya sudah bisa diterapkan QR Code yang jika kode tersebut dipindai menggunakan telepon pintar oleh pengunjung, seketika akan menuju ke dunia maya dan merujuk pada website tertentu yang telah dihubungkan secara sistem teknologi informasi.

Terdapat banyak kelebihan jika hal tersebut diterapkan, salah satunya adalah pengunjung bisa mendapatkan informasi yang jauh lebih banyak terkait diorama atau benda-benda lainnya yang ada di museum karena tidak adanya batasan di dunia maya. Sangat berbeda dengan era sebelumnya yang masih konvensional, di mana hanya menempelkan selembar kertas di dinding diorama dengan pertimbangan banyak hal salah satunya estetika ruangan. 

Teknologi lain yang mungkin dapat diterapkan adalah pemasangan video yang terkait dengan diorama yang disajikan, atau perihal inti dari museum tersebut. Pesamangan film atau video dapat membuat suasana lebih hidup dan dinamis, dengan adanya media audio visual yang menyajikan kisah perjuangan, namun rasa kekiniannya tetap ada berkat dukungan teknologi yang terbarukan.

Pemasangan layar sentuh juga bisa menjadi pilihan untuk membuat museum lebih kekinian. Misalnya menyediakan layar sentuh untuk pengetahuan nama-nama pahlawan atau lainnya yang sesuai dengan sajian museum tersebut. 

Memainkan layar sentuh menjadi sebuah keasyikan tersendiri tidak hanya bagi anak-anak tetapi juga bagi orang dewasa. Selain pengunjung akan mendapatkan pengetahuan tentang suatu sejarah, pengunjung juga akan merasakan keseruan tersendiri dalam proses penyerapan informasinya. 

Pengadan layar sentuh juga dapat dijadikan sebagai media permainan atau kuis bagi pengunjung dengan pemberian hadiah hiburan bagi siapa saja yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar. Wawasan sejarahnya tersampaikan namun suasana modernnya tidak ketinggalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun