Mohon tunggu...
Dewi Nurbaiti (DNU)
Dewi Nurbaiti (DNU) Mohon Tunggu... Dosen - Entrepreneurship Lecturer

an Introvert who speak by write

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Self Dicipline" untuk Kemajuan Lingkungan Tempat Tinggal

17 Januari 2018   10:35 Diperbarui: 17 Januari 2018   10:48 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adalah pemandangan yang sering saya dapati di sebuah kota kecil bernama Asaka di mana lalu lintas begitu tertib, baik saat sepi maupun ramai, di tengah maupun pinggiran kota. Termasuk pemadangan dalam gambar yang saya ambil agak jauh ini, dengan objek beberapa orang yang ada di ujung jalan. Sengaja menyorotnya dari jauh hanya karena khawatir mereka terganggu dengan arahan kamera yang saya gunakan.

Di perempatan jalan, terdapat garis putih atau zebra cross dengan berbagai arah perlintasan, lengkap dengan lampu lalu lintas di salah satu sudut jalan tersebut. Tentu saja lampu lalu lintas akan menyala bergantian untuk memberikan kesempatan jalan bagi para pengguna dari arah yang berbeda. 

Kebetulan di kota ini lalu lintas tidak begitu ramai, hampir setiap saat tidak ramai, apalagi yang namanya macet, benar-benar tidak ada. Kondisi lalu lintas yang sepi ini sangat memungkinkan para pejalan kaki untuk terus saja melaju di perempatan jalan dan mengabaikan lampu lalu lintas tanda orang melangkah yang berwarna merah. 

Mengapa saya katakan memungkinkan? Karena dari arah yang lainnya tidak terdapat kendaraan bermotor yang sedang atau akan melintas. Jika pejalan kaki atau pesepeda ingin terus berjalan maka sangat dapat dilakukan.

Tetapi dari gambar yang saya ambil ini, adalah contoh yang seringkali terjadi di Asaka, Jepang, semua pengguna jalan begitu tertib. Jika memang bukan waktunya melintas maka mereka akan menunggu sampai lampu lalu lintas menyala hijau yang berarti mereka boleh berjalan. Tidak peduli dari arah kanan kiri sepi, tetap saja mereka akan setertib itu.

Tentu kita semua pernah mendengar pedapat yang mengatakan, kita dapat mengubah dunia menjadi lebih baik tetapi dengan mengubah diri sendiri terlebih dahulu. 

Jepang begitu diakui oleh banyak negara bahkan dunia sebagai salah satu negara maju, dan hal ini tentu didukung oleh pribadi penduduknya yang juga ingin maju dengan cara menumbuhkan self dicipline di mana pun berada, termasuk di jalan.

Setiap pribadi penduduk Jepang yang menjunjung tinggi kedisiplinan akan membentuk keluarga yang juga disiplin. Setelah banyak keluarga-keluarga yang disiplin maka suatu lingkungan tempat tinggal akan menjadi lingkungan yang baik, penuh dengan ketertiban dan kedisiplinan. 

Dengan adanya kondisi seperti ini maka bukan tidak mungkin suatu lingkungan yang lebih besar lagi yaitu negara akan menjadi negara yang maju berkat nilai-nilai positif yang ada dalam diri para penduduknya.

Disiplin adalah salah satu pilar penting bagi seseorang yang ingin hidupnya terus berubah menjadi lebih baik. Mulai dari disiplin pada hal-hal yang paling sederhana, misalnya disiplin bangun pagi, disiplin ibadah, disiplin dalam pekerjaan dan lain sebagainya.

Ada pendapat yang mengatakan, keluarga adalah cikal bakal kehidupan bangsa dan negara yang lebih baik. Tapi mulai sekarang perkecil skalanya, mulailah dari diri pribadi, lalu tularkan dalam wadah keluarga, dan terus lanjutkan dalam wadah hidup dan kehidupan yang lebih besar lagi. Dan sesungguhnya Indonesia bisa lho lebih maju dari Jepang ^^

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun