Dalam Sumpah Pemuda, bangsa Hindia Belanda (Indonesia) menyadari bahwa sebagai bangsa yang dikolonisasi Belanda, mereka berkomitmen untuk persatuan bangsa, tanah air, dan bahasa. Ikrar ini menunjukkan semangat nasionalisme yang kemudian menjadi lebih kuat menuju Negara Indonesia yang merdeka. Pemuda adalah penggerak perubahan. Ungkapan ini benar dalam hal Sumpah Pemuda. Dalam sejarahnya, Indonesia telah berjuang untuk melepaskan diri dari kolonialisme, yang telah mengutamakan fanatisme kedaerahan selama tiga abad, dengan bangkitnya sekelompok pemuda yang membentuk kelompok pemuda nasional. Perjuangan, yang pada awalnya lebih bersifat kultural, menjadi lebih nasionalis dengan lebih mengedepankan diplomasi politik.
   Pelajar Sekolah Menengah Atas dan Mahasiswa di Jakarta menyelenggarakan Peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Mereka mengadakan kongres, di mana mereka berbicara tentang bagaimana Indonesia menjadi dan direncanakan bersama. Selain itu, menurut Keith Foulcher (2000:4-17), bahasa pengantar Bahasa Belanda lebih sering digunakan daripada Bahasa Indonesia selama kongres dan diskusi. Mereka kemudian mencapai kesepakatan dengan membuat Sumpah Pemuda yang berbunyi, "Kami putra dan putri Indonesia: (1) mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia; (2) mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."
   Pada dasarnya, rangkaian peristiwa dan kisah perjuangan pemuda pada tahun 1928 sangat berharga bagi generasi saat ini, karena tugas membentuk karakter pemuda di masa kini dan masa depan harus didasarkan pada sejarah bangsa (Santoso, Karim, et al., 2023a). Semangat nasionalisme sangat penting untuk menentukan masa depan Bangsa dan Negara Indonesia. Nasionalisme adalah istilah lain untuk semangat kebangsaan. Nasionalisme adalah gejala psikologis yang menunjukkan rasa persamaan di antara orang-orang yang menimbulkan kesadaran sebagai suatu bangsa. Akibat dari pengaruh faktor politik, ekonomi, sosial, dan intelektual yang terjadi dalam kebudayaan selama bertahun-tahun, gerakan ini ditandai dengan lahirnya berbagai organisasi kebangsaan modern, salah satunya adalah Budi Utomo (20 Mei 1908).
   Berbagai organisasi kebangsaan modern muncul sebagai hasil dari gerakan tersebut. Budi Utomo adalah organisasi pertama yang dibentuk pada 20 Mei 1908 (Santoso, Rahmawati, et al., 2023). Organisasi ini awalnya didirikan untuk mengumpulkan dana untuk beasiswa pendidikan bagi priyayi Jawa. Mereka sadar bahwa pendidikan adalah penting untuk pembangunan negara yang lebih maju. Negara Indonesia memiliki kemampuan untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui pendidikan. Problemnya adalah biaya pendidikan yang tinggi. Jika Budi Utomo, yang didirikan pada tahun 1908, dianggap sebagai momen di mana kesadaran berbangsa muncul, maka sumpah pemuda, yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928, dianggap sebagai momen di mana sebuah bangsa didirikan. Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, rasa toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan menjadi kuncinya.