Mohon tunggu...
Dewi Murniati
Dewi Murniati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

seorang mahasiswa yang ingin kembali menekuni dunia fiksi dengan segala imajinasi dan kreasi tanpa ada sensasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Jarak Jauh di Perguruan Tinggi Seperti Apa?

29 Maret 2023   04:17 Diperbarui: 29 Maret 2023   04:29 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbicara soal perguruan tinggi, kita akan membayangkan kumpulan mahasiswa dengan segala kegiatannya. Mahasiswa yang erat kaitannya dengna prestasi dan IPK. 

Hal ini tentu tidak didapatkan begitu saja, ada serangkaian kegiatan yang mesti mereka lakukan guna mendapatkan nilai yang sempurna. Rangkaian kegiatan itu sering kita sebut dengan kegiatan pembelajaran mata kuliah. Lantas bagaimana jika mahasiswa tidak bertemu dosen secara langsung, bisakah mendapatkan nilai juga? Tentu bisa.

Untuk setiap kegiatan pembelajaran, terdapat dua metode perkuliahan yakni secara online (jarak jauh) dan offline (tatap muka). Jika pembelajaran offline kita dapat bertemu dosen secara langsung, diberikan tugas dan penilaian secara langsung, pun dapat bertanya langsung bilamana terdapat kesulitan saat mengerjakan mata kuliah. 

Begitupun ketika ada jadwal bimbingan oleh mahasiswa akhir, kita masih dapat menemui dosen tersebut bahkan di rumahnya. Lalu bagaimana dengan pembelajaran jarak jauh (online)?

Sekitar tahun 2020, hampir seluruh mahasiswa di Indonesia melakukan pembelajaran online via zoom. Mulai dari absen, tugas-tugas, presentasi kelas, sidang bahkan wisuda. Secara garis besar metode ini cukup memudahkan mahasiswa dalam menjalankan perkuliahannya tanpa harus bolak-balik pergi ke kampus menemui dosen. Cukup di kamar dengan laptop dan wifi perkuliahan sudah bisa dimulai.

Namun rupanya cara tersebut cukup menyulitkan mahasiswa. Pasalnya terkadang dosen memberikan tugas tak terhingga, bahkan di hari libur. Ditambah lagi mahasiswa yang tidak dapat bertemu dosen secara langsung. Hal ini tentu membuat bingung para mahasiswa dalam pelaksanaan tugas tersebut, terlebih ketika koneksi jaringan tak mendukung.

Lain halnya dengan universitas yang memang diperuntukkan bagi para pekerja yang ingin juga mendapatkan gelar. Hal ini tentu menguntungkan, sebab dapat menyandang status mahasiswa sekaligus karyawan tanpa harus datang ke kampus. 

Satu universitas yang cukup popular yakni Universitas Terbuka. Pada kampus tersebut, hampir seluruh pembelajaran telah diatur. Sehingga mahasiswa hanya perlu melengkapi segala data perkuliahan. Kampus ini pun menyediakan modul/bahan ajar yang tentunya telah dijamin kualitasnya, sebagai alternative mahasiswa dalam belajar. Rangkaian tugas dan diskusi pun telah terjadwal, sehingga mahasiswa hanya tinggal mengatur waktu saja.

Fasilitas yang mudah pun bukan berarti tak ada kendala. Terkadang sistem atau laman web tidak dapat diakses dikarenakan banyaknya mahasiswa yang membuka laman tersebut. Terlebih dosen hanya memberikan alamat email untuk menghubungi mereka bilamana ada kesulitan dalam proses pengerjaan tugas.

Dari semua keluh kesah mahasiswa itu, siapa sangka data nilai mahasiswa selama pembelajaran daring atau online masuk dalam kategori sangat baik. Lebih ada peningkatan dibandingkan pembelajaran offline.

Disampaikan Pelaksana Tugas (Plt). Direktur Jendral Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam pada suatu acara virtual, "Pada bulan Maret, sebanyak delapan juta mahasiswa dan 300.000 dosen kita secara mendadak bertransformasi ke dalam pembelajaran daring. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun