Hei.... Apa kabar?
Bagaimana keseharianmu?
Oh iya bagaimana punggung mu, masih aman?
Pundak mu?
Aaaah, sejauh itu aku bertanya....
Aku kenalan dulu ya, tidak usah formal-formal. Hehehe... Aku anak perempuan pertama, dan aku dua bersaudara. Adikku laki-laki, cukup jauh jarak umur kita, yaitu hampir 10 tahun jaraknya. Sudah itu aja kenalannya.
Siapapun yang baca ini, sebenarnya kita itu sama kok. Entah anak satu-satunya, atau anak kedua, atau anak ke berapa-pun bahkan anak terakhir itu sama. Namun, pendapat orang lain itu memang berbeda-beda. Tergantung juga letak permasalahan dan beban yang ditanggungnya. Boleh jadi, dia yang tertawa karena memang dia bahagia.Â
Adapula yang tertawa karena hanya pura-pura. Bahkan dia yang tangguh karena memang dia tangguh atau berusaha tangguh dari yang orang kira. Kakinya boleh jadi menopang badan yang tegak, namun sebenarnya dia menahan rapuhnya tubuh yang hampir retak. Bahunya terlihat begitu sejajar, namun ketika ia sendiri bisa jadi ia nampak tertunduk dan hampir tertekuk.
Entahlah...
Jika dibedakan selisih beberapa yang kenyataannya tetap sama.