Hei.... Apa kabar?
Bagaimana keseharianmu?
Oh iya bagaimana punggung mu, masih aman?
Pundak mu?
Aaaah, sejauh itu aku bertanya....
Aku kenalan dulu ya, tidak usah formal-formal. Hehehe... Aku anak perempuan pertama, dan aku dua bersaudara. Adikku laki-laki, cukup jauh jarak umur kita, yaitu hampir 10 tahun jaraknya. Sudah itu aja kenalannya.
Siapapun yang baca ini, sebenarnya kita itu sama kok. Entah anak satu-satunya, atau anak kedua, atau anak ke berapa-pun bahkan anak terakhir itu sama. Namun, pendapat orang lain itu memang berbeda-beda. Tergantung juga letak permasalahan dan beban yang ditanggungnya. Boleh jadi, dia yang tertawa karena memang dia bahagia.Â
Adapula yang tertawa karena hanya pura-pura. Bahkan dia yang tangguh karena memang dia tangguh atau berusaha tangguh dari yang orang kira. Kakinya boleh jadi menopang badan yang tegak, namun sebenarnya dia menahan rapuhnya tubuh yang hampir retak. Bahunya terlihat begitu sejajar, namun ketika ia sendiri bisa jadi ia nampak tertunduk dan hampir tertekuk.
Entahlah...
Jika dibedakan selisih beberapa yang kenyataannya tetap sama.
Ada suatu tulisan yang isinya jangan melihat apa yang nampak, bisa jadi ada sesuatu yang tersembunyi dibaliknya. Maka, ketika kita telah tumbuh dewasa, berusahalah menerima segalanya. Aku mau sampaikan sedikit, dari bahasa ibu saya "Ojo ngaleman, Ojo sambat, kudu semangat"
Artinya jangan manja, jangan mengeluh, terus semangat.
Tulisan ini adalah penguat diriku sendiri. Namun, jika ada yang tersentuh karena tulisan ini aku sampaikan terimakasih dan tetap semangat. Kita semua sama kok, sungguh. Tetap bersyukur yaaaa kawan... Jalan kita akan terbuka lebar...
Semangat...
Aku si anak perempuan pertama berbagi sedikit saja.
Sambung nanti....
4 September 2022