"Bukan hanya terkadang, namun sering kita mudah memahami orang lain tapi sulit memahami diri kita sendiri"
Itulah yang kebanyakan orang rasakan, begitu mudah peduli dengan orang lain, mudah tergerak untuk orang lain, tapi tidak untuk diri kita sendiri. Padahal diri sendiri sebenarnya ingin di mengerti. Jika dikata egois, sepertinya memang egois. Inilah kehidupan yang sebenarnya. "Bahwasanya memahami diri sendiri adalah awal dari semua kebijaksanaan".
Ketika sibuk berfikir tentang orang lain, sibuk berperang dengan hati kita sendiri, disaat itulah kita perlahan membiarkan diri kita sendiri dirundung oleh ketidak adilan yang kita sendiri ciptakan.
Karena hal itu, bukanlah tindakan yang baik. Oke... ketika kita membantu orang lain, menolong orang lain, tapi sebelum itu kita lakukan kita harus memulainya dari diri sendiri tentunya. Bagaimana bisa kita membantu orang lain sampai-sampai memikirkan orang lain jika kita sendiri di biarkan begitu saja. Di dalam CASEL, dijelaskan bahwa lebih baik kita memperhatikan diri kita terlebih dahulu sebelum memperhatikan orang lain. Jika di Bahasa gaulnya kita perlu "me time".
Hal ini di perjelas kembali oleh sebuah materi atau bisa di sebut dengan tema yaitu SEL, dimana SEL ini merupakan sebuah singkatan dari Social Emotional Learning. Well... ap aitu SEL?
SEL adalah proses mengembangkan dan mempelajari bagaimana menggunakan keterampilan sosial dan emosional. Keberadaan CASEL memberikan sekaligus menerapkan pembelajaran sosial dan emosional, untuk itu dapat disimpulkan bahwa SEL adalah kerangka penting di mana orang-orang dari segala usia memperoleh keterampilan dalam bekerja menuju tujuan unik mereka sendiri, memahami dan mengelola emosi mereka, memelihara hubungan positif, membuat pilihan berdasarkan informasi, dan merasakan serta menunjukkan empati.
SEL memberikan dampak yang baik bagi semua kalangan, khususnya pada dunia Pendidikan. Mengapa demikian?
Hal ini karena SEL adalah proses mengembangkan dan mempelajari bagaimana menggunakan keterampilan sosial dan emosional. Dengan mengembangkan kesadaran diri yang lebih baik, pengendalian diri, empati, dan keterampilan interpersonal, anak-anak dan orang dewasa lebih mungkin untuk berkembang di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan.
Dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa dengan adanya SEL, terutama di lingkungan sekolah dapat membantu siswa dalam banyak hal. Bagaimana siswa itu mengontrol diri, membatasi diri dan intinya itu dapat mengendalikan diri mereka. Siswa dengan keterampilan sosial-emosional yang kuat seringkali lebih baik dalam mengelola tantangan, mendengarkan, mengembangkan hubungan yang mendukung, menetapkan tujuan, dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu, keterampilan ini dapat diajarkan dan dikembangkan pada usia berapa pun - mulai dari prasekolah hingga sekolah menengah atas dan seterusnya.
