Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - Bismillaahirrahmaanirrahiim

Semangat Bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Humanize Humans

30 Oktober 2020   12:24 Diperbarui: 30 Oktober 2020   12:44 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"hargai orang lain jika ingin dihargai"

Begitu juga memanusiakan manusia

"jika ingin di manusiakan manusia maka manusiakan manusia terlebih dahulu"

Penting bukan memanusiakan manusia?

Betul sekali, sangat penting....

Mengapa demikian, dalam hidup manusia adalah makhluk sosial, sangat memerlukan orang lain di sekitar kita, entah saudara, orangtua, keluarga, bahkan orang yang tidak kenal sekalipun. Dimanapun, dan sampai kapanpun manusia tidak mungkin tidak membutuhkan oranglain.  Saya pernah membaca sebuah tulisan pada sebuah media sosial hingga saat ini masih tersimpan apik dalam galeri handphone saya, yang isinya

"Lahir ditolong orang lain, nama diberikan orang lain, pendidikan dapat dari orang lain, mandi pertama dilakukan orang lain, mandi terakhir dilakukan orang lain, harta ditinggal jadi milik orang lain, mati dikebumikan orang lain"

Betapa manusia itu sangat lemah, sejak lahir hingga saat kematian kita selalu membutuhkan orang lain. Kemudian apakah kita pantas menghinakan orang lain bahkan sempat berfikiran bahwa kita bisa hidup tanpa orang lain.

Dalam bukunya Quraish Shihab, ia mengutip perkataan Socrates yang menyatakan bahwa manusia tidak dapat hidup dengan wajar, kecuali jika ia dapat menerapkan secara nyata apa yang tertulis pada tempat pemujaan di pulau Delphi yang menyatakan : ketahuilah dirimu dengan dirimu. Ya, kenalilah dirimu lewat dirimu, maksudnya coba pikirkanlah, benarkah kita ini manusia? Lalu apa buktinya sehingga kita ini disebut manusia?

Manusia itu seperti hewan, akan tetapi Allah itu memberikan kelebihan yaitu akal. Kita di berikan akal untuk berfikir, mana yang baik dan mana yang tidak baik. Orang yang berakal akan selalu berfikir dalam memulai sebuah tindakan, seperti dengan sesama manusia.

Manusia akan berfikir apakah tindakannya menyakiti orang lain atau menyenangkan orang lain.  Pandai memilih perkara yang memberi manfaat dan menjauhi yang akan menyakiti. Memilih mana yang lebih kekal walaupun sulit jalannya daripada yang mudah didapat padahal rapuh. 

Sebab Buya Hamka berkata, bahwa : Adapun pula, yang turun kebawah sekali, kederajat yang paling hina, sehingga menyerupai binatang, bahkan lebih hina daripada binatang. Hanya tubuhnya yang tubuh manusia. Hanya tanduk atau taringnya yang tidak ada, hanya kukunya yang tak panjang. Hanya kakinya yang tak berjalan empat dengan tangannya; bahkan lebih berbahaya dari binatang. Sebab cerdik manusia ada padanya, padahal tipu dayanya tertiru oleh binatang sendiri. Dan ada pula yang pertengahan.

Kembali pada pembahasan awal tadi yaaa....

Memanusiakan manusia itu sangat penting dimanapun itu tempatnya, waktunya, bahkan kapanpun. Maka perlu kita memahami terlebih dahulu teori humanistik yang di terapkan dalam konsep belajar.

Belajar juga perlu atas dasar teori humanistik, Menurut teori belajar humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri serta lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuk yang paling ideal.

Betapa hebatnya orang yang mampu memanusiakan manusia. Bahwasanya tidak ada satu orang pun yang mampu hidup  dengan bergantung pada kedua tangannya saja, kedua kakinya saja, kedua matanya saja. Tidak... tidak akan bisa, sesempurna apapun manusia jika ia tak mampu memanusiakan manusia maka ia seperti yang di katakan Buya Hamka tadi. 

Sepandai-pandai seseorang bahkan derajatnya yang tinggi tidak akan terlepas dari uluran tangan orang lain. Allah menciptakan manusia untuk saling tolong menolong. Akan tetapi lain halnya ketika diterapkan di sekolah atau tempat-tempat pendidikan. Tolong menolong penting memang, tapi untuk ujian jangan sampai saling tolong menolong ya teman-teman.... Dalam ujian itu bersaing,, namun bersaing dengan sehat.

Sekali lagi, memanusiakan manusia tidaklah memandang usia, tahta, maupun harta. Semua orang patut di manusiakan. Terlebih manusia sebagai makhluk sosial, yang berarti tidak bisa hidup sendiri pasti membutuhkan bantuan orang lain. Diantara aktivitas yang kita lakukan sehari-hari kebanyakan pasti berhubungan dengan orang lain, yang artinya kita juga harus siap hidup berdampingan dengan orang lain yang memiliki beragam pendapat dan pikiran.

Contohnya ketika ada tetangga atau saudara kita terkena musibah. Kita berhak menolong bahkan wajib kita tolong. Maka dari itu diperlukan sikap yang bisa disebut dengan memanusiakan manusia. Agar setiap individu itu merasa dihargai dan tidak ada yang merasa dirugikan. Salah satu contohnya yakni rasa empati yang dilakukan pada tetangga yang terkena musibah tadi.

Rasa empati adalah kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di posisi orang lain. Ada juga berpendapat bahwa  Rasa empati terjadi ketika Anda menempatkan diri dalam posisi orang lain sehingga dapat memahami sudut pandang orang tersebut dan bisa mengambil keputusan dengan bijak.

Sering sekali kita meremehkan dan mengabaikan hal ini. Sikap egois seseorang yang selalu ingin semua keinginannya tercapai terkadang selalu mengesampingkan perasaan orang lain yang terlibat bahkan mempengaruhi tercapainya keinginan tersebut. Bahkan terkadang kita jarang berfikir, apakah yang kita lakukan sudah sesuai dan minimal tidak menyinggung perasaan orang lain?

Kembali pada memanusiakan manusia, jangan sampai di dalam hati kita tumbuh rasa egois, bahkan enggan menolong sesama, enggan berbagi dan mengasihi. Kita boleh kuat dengan hanya bertopang pada kedua kaki kita. Akan tetapi, mustahil jika kita benar-benar tidak membutuhkan bantuan orang lain dalah hidup. Sekali lagi manusia Allah ciptakan sebagai makhluk sosial, yang tidak akan pernah bisa hidup tanpa pertolongan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun