Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Spiritual Gerhana Matahari Total

10 Maret 2016   20:11 Diperbarui: 14 Juli 2021   19:16 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Subhanallah ... Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Pemurah yang telah melimpahkan kenikmatan penglihatan kepada kita hingga pada tanggal 9 Maret 2016 dapat menyaksikan sunnatullah gerhana matahari total. Indonesia dipilih Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana menjadi lintasan peristiwa yang sangat luar biasa ini. 

Kami sekeluarga selepas shalat subuh segera bergegas menuju Masjid At Tin di kawasan Taman Mini untuk melaksanakan shalat sunnah gerhana matahari. Walaupun Jakarta tidak mengalami gerhana matahari total, namun gerhana sebagian, tak menyurutkan langkah kami untuk mengikuti sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Suasana masjid begitu meriah ... Ramai. Awalnya kami sempat ragu, apakah ada pelaksanaan shalat di sana ? Ternyata antusiasme masyarakat Jakarta sangat tinggi. Buktinya ruangan utama masjid penuh. Anak-anak dan bayipun dibawa serta, menjadikan suasana semakin semarak. Masya Allah ...

Sekitar pukul 06.30 WIB shalat sunnah gerhana pun di mulai. Jamaah melaksanakan ibadah dengan khusyuk, tertib hingga selesai khutbah. Aku merasakan suasana yang syahdu betapa kecilnya diri ini. Betapa Allah Maha Agung lagi Maha Mulia menciptakan alam semesta berserta segala isinya. Bumi, bulan, dan matahari tunduk patuh kepada ketentuan Illahi Rabbi. Mereka berputar pada orbitnya tanpa tawar menawar. Padahal penciptaan alam semesta pastilah jauh lebih dahsyat dibandingkan penciptaan manusia. Lalu mengapa manusia seringkali 'ngeyel' ... menjadi pembangkang yang sombong. Angkuh! Merasa dirinya hebat ?

Mengapa kita tidak tertunduk dan tersungkur bersujud. Betapa diri ini lemah ... Di hadapan Allah Yang Maha Adil lagi Maha Pengampun. Cobalah berhitung berapa banyak larangan-Nya yang kita langgar tanpa merasa bersalah ? Berapa banyak perintah-Nya yang kita abaikan tanpa merasa berdosa ? Hanya karena kita memiliki otak dengan jangkauan pemikiran yang terbatas. Hanya karena kita punya lidah tiada bertulang bercakap tanpa makna. Atau hanya karena kita memiliki jemari yang bergerak menuliskan kalimat tiada berdasar. Kita berani-beraninya sekali lagi menentang Tuhan Pencipta Alam Semesta : yang menggerakkan bumi, bulan dan matahari hingga berada dalam posisi satu garis dan terciptalah gerhana matahari total. Kita ini siapa ???

Bila makna spiritual gerhana matahari total telah kita dapatkan. Insya Allah ... Tak akan lagi kita menjadi manusia yang durhaka kepada Tuhannya. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Maka jadilah hamba-Nya yang senantiasa berbuat kebajikan, menebar kemashlahatan, memupuk kedamaian, menumbuhkan kesejahteraan di bumi dan alam semesta ini. Jangan lagi menjadi manusia dzalim yang menumpuk kesenangan sendiri dan mencelakai orang lain. Semoga Allah Yang Maha Kaya lagi Maha Penyantun senantiasa melimpahkan karunia kejernihan hati dan kebeningan akal kepada kita untuk mampu memaknai setiap fenomena alam yang terjadi dengan penuh hikmah. Aamiin ...

Selesai shalat gerhana, aku berada di pelataran masjid.
Selesai shalat gerhana, aku berada di pelataran masjid.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun