Mohon tunggu...
dewi laily purnamasari
dewi laily purnamasari Mohon Tunggu... Dosen - bismillah ... love the al qur'an, travelling around the world, and photography

iman islam ihsan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Masak Bareng Anak untuk Sedekah Takjil di Masjid

25 Maret 2024   10:31 Diperbarui: 25 Maret 2024   10:57 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak ayam untuk takjil masjid bareng anak. Sumber gambar dokumen pribadi.

War takjil lagi seru nih ... Dekat rumahku selama bulan  Ramadan akan hadir banyak pedagang dadakan menjual takjil. Aku sangat senang dengan keberadaan mereka. Asyik gak harus masak bermacam-macam menu bukan? Tinggal melenggang 50-100 meter sudah berjumpa dengan jejeran lapak penuh selera. 

Aku sebutkan satu persatu ya. Namun, mohon maaf bila membuat lapar dan menggoda imajinasi K-Ners nih. Dari mulai ujung jalan di pojokan ada gerobak bubur kampium nan lezat, gurih, manis. Tak jauh dari situ berjejer kios buah-buahan segar seperti apel, jeruk, pisang, buah naga, belimbing, pier, duku, salak yang berwarna-warni tampilannya indah sekali. 

Lalu ada lapak dadakan yang menjual timun suri dan blewah segar. Waaahhh ... Ini adalah buah khas bulan Ramadan yang sedap menyegarkan untuk dibuat minum dengan paduan kelapa mudah dan sirop Tjampolay dari Cirebon.

Ada warung sate madura yang menjual juga nasi bebek dan sop kambing. Asap yang mengepul itu sudah menusuk-nusuk penciumanku saat melewatinya. Di depannya ada kios mie ayam bersebelahan dengan gerobak penjual gorengan. Tampak renyah dan masih hangat pisang, tahu, tempe, cireng, bakwan, singkong dan ubi gorengnya.

Lanjut yuk! Nah ... Kios ini dekat sekali dengan rumahku yang menjual masakan padang berupa rendang, ayam pop, dendeng balado, beraneka sayuran dan sambal. Sebelahnya ada penjual ayam penyet dan ikan bakar. Berdampingan dengan toko roti yang pabriknya ada di belakang toko. Kadang-kadang wangi roti yang sedang dipanggang sampai juga ke halaman rumahku ha3 ... Ujian berat itu.

Tepat di depan deretan kios itu, jika sudah pukul 5 sore ada pedagang martabak asin dan manis. Juga ada tenda biru nasi uduk, pecel lele, dan ayam goreng. Tak jauh dari situ mulai berderet lagi lapak segala macam kolak, bubur sumsum, es buah, lontong, kerupuk ubi, pecel madiun, rebusan kacang dan jagung. Menyelip di antaranya ada gerobak sate padang, nasi goreng kampung, kue ape dan pancong. 

Arahkan pandangan ke depannya ada gerobak gorengan lagi yang bersebelahan dengan gerobak es cendol duren. Ada kios soto ayam surabaya yang permanen dan menjadi langgananku kalau malas masak. Di depan masjid komplek ada lagi penjual siomay, gorengan baso ikan, minuman dingin seperti jus buah dan es campur. Tak jauh dari situ ada food court yang terdiri dari 20 lebih kios makanan.

Kakiku melangkah lagi ada gerai ritel kuliner Solaria, Kopi Kenangan, Roti O, KFC, Chatime, Holand Bakery. Terus ke belakang ada lagi lapak ayam panggang, sop iga, bubur kacang ijo dan ketan hitam, dan aneka kue-kue tradisional.

Gimana teman-teman? Maaf sekali lagi kalau bikin lapar ya he3 ...

Jadi valid ya kalau aku jadi gak terlalu suka masak. Apalagi di rumah tinggal berdua saja. Anak-anak masih di luar kota sedang menuntut ilmu. 

Serunya Masak Bareng Kaka, Mas, dan Teteh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun