Puji syukur alhamdulillah ...Â
Allah Yang Maha Baik lagi Maha Pemberi Karunia telah mengijinkan suamiku untuk bisa menjalankan umrah di bulan Ramadhan 1444 Hijriah.Â
Umrah di bulan Ramadhan terasa sangat istimewa dari umrah di bulan lainnya yaitu senilai dengan haji bahkan seperti haji bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. "Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti berhaji bersamaku" (HR. Bukhari no. 1863).
Â
Imam Nawawi rahimahullah berkata, "Yang dimaksud adalah umrah Ramadhan mendapati pahala seperti pahala haji. Namun bukan berarti umrah Ramadhan sama dengan haji secara keseluruhan. Sehingga jika seseorang punya kewajiban haji, lalu ia berumrah di bulan Ramadhan, maka umrah tersebut tidak bisa menggantikan haji tadi." (Syarh Shahih Muslim, 9:2)
Pengalamannya menjalalani hari-hari penuh perjuangan selama berada di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah sungguh luar biasa. Hanya berkat rahmat dan kasih sayang-Nya saja ia dapat menuntaskan seluruh rangkaian ibadah.
Sebelum berangkat umrah, suamiku harus dirawat selama 15 hari di rumah sakit. Subhanallah ... Sepekan sebelum keberangkatan dokter yang merawatnya memperbolehkan untuk pulang dan rawat jalan di rumah. Kondisi kesehatannya dipantau dan harus kontrol sekitar 3 hari sebelum berangkat ke tanah suci.
Ya Allah ... Benar-benar diuji kesabarannya. Apakah benar-benar menyerahkan segala urusan kepada Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Pemurah? Apakah benar-benar ridho dengan segala ketentuan-Nya? Apakah hanya memohoh pertolongan kepada Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Terpuji, tiada satupun yang luput dari perhatiannya.
Kabar dari suamiku pada hari pelaksanaan umrah. Ia menuliskan: