Pagi gerimis ... Hujan semalaman belum juga reda. Matahari masih bersembuyi di balik awan kelabu.
Tetes embun di dedaunan berkilau datang  menghibur. Kicau burung ramai hendak menjemput rezeki pun membuat hati ditaburi rasa syukur.
Suasana rumah tenang. Anakku sedang belajar daring. Suami pergi dinas mengecek beberapa proyek di Pontianak, Balikpapan, Samanrinda, dan Banjarmasin. Nah ... Aku duduk manis aja gitu ?! Ha3 ... Bosan atuh.
Selesai tugas pagi, aku ambil kertas dan peralatan lukis. Kali ini hanya memakai pinsil warna.
Saat hujan ... Wangi tanah dan dedaunan tersiram air dari langit menyeruak dari jendela dan pintu yang sengaja ku buka lebar-lebar.Â
Aku suka hujan.Â
Waktu terbaik dikabulkannya di doa-doa ada saat hujan. Setiap tetes ada malaikat yang turun menyertai. Rahmat-Nya dicurahkan kepada hamba-Nya yang bermohon ... Ya Allah Yang Maha Baik lagi Maha Mulia, berikanlah kami kesehatan, keselamatan, dan terhindar dari segala marabahaya.
Aku suka hujan.
Malah jaman cilik, begitu hujan turun aku lari keluar rumah. Ha3 ... Mamah kadang heboh tapi hanya bisa berkata, 'Teh ... Hati-hati.' Aku pun tertawa riang berlarian bermandi butiran dingin menyegarkan. Seringkali sambil main masak-masakan. Iiihhh ... Heran juga ya, walau jemari sudah kisut keriput tanda kedinginan, kok masih aja asyik main hujan. Biasanya kalau sudah mengigil baru deh kembali ke rumah.
Mamah dengan senang hati akan menyediakan handuk dan segera minta aku mandi keramas. Susu hangat juga tersedia di atas meja makan.