Mohon tunggu...
dewi fitri mutiara hati
dewi fitri mutiara hati Mohon Tunggu... Mahasiswa Baru Universitas Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat

Saya memiliki hobi bermain alat musik dan suka membaca novel. Aku hebat aku kuat asikk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tenaga Kesehatan Berperan dalam Penanganan Kesehatan Psikis Pada Era Teknologi

28 Agustus 2025   10:22 Diperbarui: 28 Agustus 2025   09:20 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam enam tahun terakhir (2020--2025), isu kesehatan mental telah menjadi topik yang banyak diteliti dalam berbagai studi ilmiah. Tingginya prevalensi gangguan mental serta dampaknya terhadap kehidupan individu menunjukkan urgensi akan intervensi yang tepat. Laporan American Psychological Association L Logo (2020) mencatat bahwa 91% dari Gen Z mengalami stres, dan 58% di antaranya melaporkan kecemasan yang tinggi. Williams (2020) menambahkan bahwa generasi ini lebih rentan terhadap depresi dan kecemasan dibandingkan generasi sebelumnya, terutama karena kecanduan media sosial dan isolasi yang disebabkan oleh kehidupan digital.

Era digital membawa berbagai dampak positif bagi kesehatan mental masyarakat. Salah satu manfaat utamanya adalah kemudahan dalam mengakses informasi terkait kesehatan jiwa, seperti pengetahuan mengenai tanda-tanda gangguan mental, cara mengelola tekanan emosional, hingga panduan mencari pertolongan profesional. Kemajuan teknologi juga memungkinkan hadirnya layanan konsultasi kesehatan mental secara daring melalui platform telemedicine. Hal ini sangat membantu, terutama bagi individu yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan fisik untuk menjangkau fasilitas layanan kesehatan.

Selain itu, keberadaan komunitas daring baik dalam bentuk forum maupun media sosial memberikan ruang aman bagi individu untuk berbagi pengalaman pribadi, mendapatkan dukungan emosional, serta merasa dimengerti oleh orang lain yang memiliki kondisi serupa. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur seperti pemantauan suasana hati, latihan relaksasi, meditasi, mindfulness, serta panduan tidur sehat. Dengan akses yang lebih luas dan fleksibel, era digital secara tidak langsung membuka peluang lebih besar bagi masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Meskipun menawarkan berbagai kemudahan, era digital juga menimbulkan sejumlah tantangan serius bagi kesehatan mental. Salah satu dampak yang paling umum adalah tekanan psikologis akibat penggunaan media sosial secara berlebihan. Individu sering kali terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak realistis, merasa kurang percaya diri, hingga mengalami gangguan persepsi terhadap tubuh mereka sendiri. Selain itu, fenomena cyberbullying yang marak di dunia maya dapat menimbulkan trauma emosional yang mendalam. Ketergantungan terhadap teknologi juga menjadi persoalan, di mana penggunaan gawai secara berlebihan dapat memicu kecanduan digital. Hal ini berpotensi menyebabkan isolasi sosial, gangguan pola tidur, dan penurunan produktivitas. Paparan terus-menerus terhadap informasi negatif, termasuk berita hoaks dan konten sensasional, turut meningkatkan tingkat kecemasan dan stres pada masyarakat. Tidak hanya itu, kecenderungan untuk lebih banyak berinteraksi secara virtual daripada tatap muka juga dapat melemahkan kualitas hubungan sosial, yang pada akhirnya memperburuk perasaan kesepian dan keterasingan.

Dalam menghadapi tantangan kesehatan mental yang beragam di era digital, tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran yang krusial untuk setiap kelompok usia. Bagi anak-anak, mereka bertugas memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai dampak buruk penggunaan gawai secara berlebihan serta pentingnya pengawasan terhadap konten digital. Pada remaja, yang sering mengalami tekanan dari media sosial, tenaga kesehatan berkontribusi melalui kegiatan edukatif di sekolah dan masyarakat, menyediakan layanan konseling dasar, serta menciptakan ruang diskusi yang mendukung kesehatan emosional dan pembentukan citra diri yang sehat. Untuk kalangan dewasa yang rentan terhadap stres pekerjaan dan kelelahan akibat penggunaan teknologi, tenaga kesehatan dapat menyosialisasikan strategi manajemen stres, mendorong penerapan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta merekomendasikan pemanfaatan aplikasi digital untuk kesehatan mental. Secara umum, tenaga kesehatan masyarakat menjadi pihak yang menjembatani individu dan sistem layanan kesehatan, dengan peran penting dalam edukasi, deteksi dini, pendampingan, serta advokasi untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesejahteraan psikologis secara menyeluruh.

KATA KUNCI : Peran, Psikologis, dan Digital

DAFTAR PUSTAKA

M. Kep, Raharja, Edy Ns., 2025. Kesehatan Mental di Era Digital. Kesehatan Mental di Era Digital -- RSUD Brebes https://share.google/FK162FwbGKefbrAug [online] (diakses tanggal 22 Agustus 2025)

Odja Naifah Nisrin Zhohira et al. (n.d.), 2024.,Peran Konseling Komunitas dalam Meningkatkan Kesehatan Mental Gen Z di Era Digital. Madani : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(10), pp 50-55 (diakses pada 22 Agustus 2025)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun