Mohon tunggu...
dewi anggun
dewi anggun Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Memiliki ketertarikan di bidang jurnalistik.

Dari menulis hal-hal kecil dikeseharian menjadi berkembang berkeinginan menciptakan karya dan tidak lupa dengan terus belajar dan belajar. Membaca merupakan salah satu hobi saya, hobi yang saya lakukan setiap malam ditemani dengan angin malam dan kopi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Melunturkan Budaya Gotong Royong

28 Agustus 2023   21:25 Diperbarui: 28 Agustus 2023   21:44 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Globalisasi telah menjadi fenomena yang tak terhindarkan dalam dunia modern saat ini. Dengan adanya kemajuan teknologi dan komunikasi, negara-negara di seluruh dunia semakin terkoneksi satu sama lain. Globalisasi mengacu pada proses integrasi dan interaksi antara negara-negara di seluruh dunia melalui pertukaran barang, jasa, informasi, dan opini.

Globalisasi telah membawa dampak positif seperti meningkatnya akses terhadap teknologi dan kemajuan ekonomi. Namun, dampak negatifnya juga tidak dapat diabaikan. Dalam proses ini, budaya lokal dan nilai-nilai tradisional sering kali terpinggirkan. Salah satu aspek budaya yang rentan terhadap ancaman globalisasi adalah gotong royong.

Budaya gotong royong adalah suatu konsep sosial dimana individu-individu dalam masyarakat saling bekerja sama dan membantu satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan bersama. Budaya ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di banyak negara, terutama di daerah pedesaan. 

Gotong royong mengandung nilai-nilai seperti kebersamaan, keadilan, dan solidaritas. Budaya gotong royong yang dulunya menjadi pilar masyarakat kita, perlahan-lahan tergantikan oleh individualisme yang diperkenalkan oleh budaya Barat. 

Masyarakat modern cenderung lebih fokus pada kesuksesan diri sendiri daripada kepentingan bersama. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari, di mana orang-orang lebih terbiasa hidup dalam lingkungan yang individualistis dan kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

Salah satu ancaman globalisasi terhadap budaya gotong royong adalah perubahan nilai dan prioritas hidup. Dalam masyarakat yang semakin terpengaruh oleh budaya Barat, individualisme dan kesuksesan pribadi lebih diutamakan daripada kerjasama dan kebersamaan. Masyarakat modern cenderung mengutamakan pencapaian pribadi dan materialisme, sehingga nilai-nilai gotong royong terpinggirkan. 

Masyarakat sekarang cenderung memprioritaskan kepentingan pribadi diatas kepentiangan bersama, contohnya mengikuti kegiatan gotong royong karena memperoleh imbalan seperti makanan atau pun hal lain yang mementingkan diri sendiri, keresahan itupun tumbuh dikalangan generasi sekarang.

Generasi sekarang cenderung mengikuti apa yang ada di media sosial dengan apa yang sedang viral tanpa melihat apakah itu berdampak baik atau buruk untuk budaya bermasyarakat  mereka. generasi muda sekarang sering berpikir dan bertindak kurang selektif.  Indonesia memiliki ciri khas yang membeda dari negara lain turun temurun dari  nenek  moyang untuk dilestarikan kepada generasi selanjutnya sebagai karakter bangsa yang berideologi pancasila. 

Prinsip memegang teguh melestarikan budaya Indonesia menjadi hal yang tidak penting lagi dan tidak keren dikalangan sekarang dengan apa yang sedang viral tanpa memilih apakah itu berdampak baik atau buruk untuk budaya bermasyarakat mereka.


gotong royong di kota Denpasar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun