Mohon tunggu...
Dewi Anggraini
Dewi Anggraini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswi,fakultas tarbiyah jurusan PIAUD

NAMA:Dewi anggraini TEMPAT,TTL:12 Agustus 1999

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pedang Bermata Dua di Era Digital

19 November 2019   11:40 Diperbarui: 19 November 2019   11:44 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Disiang hari yang cukup cerah waktu menunjukan pukul 11.00 siang dan saat itu jadwal tashih atau yang sering disebut membaca Al-qur'an dengan disimak oleh musohiha pun dimulai,kemudian musohiha yang bernama ustadza Hujriyah datang dengan membawa anaknya yang kira-kira berusia 4 tahun. Setelah ustadz Hujriyah duduk ia mempersilahkan mahasantri yang bernama Rusda untuk membaca Al-qur'an, tak berselang lama tiba-tiba saat Rusda membaca Al-qur'an terdengar suara anak kecil menangis,dan ternyata  itu adalah suara anak dari ustadza Hujriyah. 

Suasana pun berubah menjadi tidak kondusif karena disisi lain ada mahasantri yang sedang mengaji dan disisi lain anak  ustadza Hujriyah menangis,kemudian ustadza berusaha menenangkan putrinya akan tetapi dia tetap tidak mau diam dan terus saja menangis,dan tiba-tiba ustadza mengeluarkan benda dari tasnya,apakah benda itu?

Benda itu berbentuk persegi panjang dan pipih yang bisa disebut dengan gawai atau bisa disebut dengan smartphone.Saat gawai itu dikeluarkan ustadza lantas mengaktifkan gawai itu lalu memberikannya kepada anaknya ,Tiba-tiba anak yang tadinya menangis seketika anak itu diam. Lalu dengan asiknya ia memainkan gawai tersebut hingga saat dia sudah terlalu lama memainkan permainan yang ada digawai itu ustadza pun mengambil gawai itu dari gengaman tangan anaknya,tetapi apa yangbterjadi?

Anak ustadza itu kembali menangis dengan nada suara yang super keras lalu ustadza mencoba menenagkan anaknya dengan banyak cara tetapi tetap saja anak ustadza itu tidak mau berhenti menangis,sepertinya ustadza sudah mulai kelelahan menenangkan anaknya dan ahirnya ustadza Hujriyah memberikan gawai itu kembali. Kejadian itu terus terjadi hingga tashih selesai.

Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak yang tumbuh di zaman sekarang lebih praktis dalam menenangkan ketika ia sedang rewel atau menangis,yaitu dengan 1 beda,yang mana benda ini menurut ibu-ibu di zaman sekarang disebut sebagai benda yang praktis karena jika dizaman dahulu anak menangis diberikan banyak mainan ketika ia menangis.

Tetapi dizaman sekarang cukup dengan gawai sudah banyak permainan dan selain itu dapat memudahkan para orangtua yang sibuk dengan pekerjaanya tetapi saat sedang bekerja ia membawa anaknya,dan ketika anak  menangis ia tak perlu lagi mengeluarkan banyak permainan,akan tetapi cukup dengan gawai anak-anak bisa menikamti banyak permainan dan dapat merasa tenang.

Tetapi apakah baik jika gawai dibuat sebagai benda yang dapat membantu anak ketika rewel atau menangis?

Tetapi mungkin jika gawai digunakan dengan tidak berlebihan kepada anak tidak akan mengajarkan ketergantuang gawai sejak dini pada anak,tetapi dapat berbahaya jika gawai dibuat obat ketika dia rewel atau menangis  yang penggunaanya secara berlebihan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun