Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Balet Klasik dan Balet Kontemporer Tersaji di International Ballet Star Gala 2017

6 Februari 2017   10:12 Diperbarui: 6 Februari 2017   10:24 1204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai koreo balet yang ditampilkan di International Ballet Star Gala 2017, searah jarum jam yaitu Gissele, Don Quixote, Carmen Suite, Tchaikovsky dan The Beginning (dokpri)

Penari balet pria atau danseur itu menari seakan digerakkan oleh hatinya. Gerakannya ringan, kakinya melayang dan berputar seolah tanpa beban. Si balerina kemudian mendapat giliran mempertunjukkan kebolehannya. Ia dengan riang menari dengan lihainya. Itulah nomor Flower Festival in Genzano yang dibawakan dengan anggun dan menarik oleh Ida Praetorius dan Ulrik Birkjaaer dari Royal Danish Ballet.

Sabtu malam (4/2), aku beruntung masuk dalam kompasianer yang mendapat undangan menonton International Ballet Star Gala 2017 yang diselenggarakan Indonesia Dance Society . Aku bertemu Reno yang tampil rapi dan klimis, Mba Windu dan Luana yang bergaya feminin, Edy Rolan, juga Dina yang malam itu mengenakan rok panjang.

Antrian menuju pintu masuk pun lumayan panjang. Rupanya animo masyarakat untuk menonton pertunjukan balet cukup tinggi. Sebagian di antaranya merupakan kalangan ekspatriat yang datang berombongan.

Setelah antri masuk dan kemudian berfoto dengan backdrop, maka kami pun masuk Teater Besar. Wah rupanya tempat duduk kami di lantai tiga. Untunglah pencahayaannya cukup bagus sehingga tarian masih bisa dinikmati dari atas. Sayangnya tidak demikian dengan hasil jepretan. Banyak hasil jepretan yang kabur, jadinya dokumentasinya seadanya. Yang penting bisa menikmati pertunjukan hehehe.

Foto dulu di backdrop hehehe (dokpri)
Foto dulu di backdrop hehehe (dokpri)
Balet merupakan kesenian yang sudah tua, ia tercipta sejak abad ke-16. Seni gerak ini lahir di Italia, kemudian menyebar ke Prancis dan Rusia. Selanjutnya balet menjadi salah satu seni tari yang diminati di Eropa, lalu merambah ke Amerika, Kuba, dan negara Asia. Di Eropa, negara dengan sekolah balet terkenal di antaranya berasal dari Inggris, Prancis, Rusia, dan Denmark. Sedangkan dari negara non Eropa di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Cuba, Jepang, dan Korsel. Di Indonesia sendiri perkembangan balet tidak begitu signifikan meskipun tidak sedikit penari balet Indonesia yang berhasil merah penghargaan di ajang kejuaraan balet di  tingkat mancanegara, di antaranya Jetty Maika Namarina, Fifi Sijangga dan Farida Oetoyo,

Untuk itulah Indonesia Dance Society hadir sebagai lembaga seni independen yang mendukung perkembangan tari melalui pendidikan, workshop, kelas musim panas, kompetisi tari, beasiswa, pertunjukan dan sebagainya. Organisasi ini dibentuk sejak tahun 2012 dan telah memberikan warna bagi perkembangan seni tari di Indonesia.

Indonesia beruntung tahun ini menjadi tuan rumah sebuah pertunjukan balet tingkat internasional dimana dihadiri penari mancanegara dan wakil dari sekolah/akademi balet ternama. Royal Danish Ballet-Denmark dan Mariinsky Ballet-Rusia merupakan akademi balet yang sudah tua dimana didirikan sejak abad ke-18 dan masuk jajaran akademi balet top dunia. San Francisco Ballet-Amerika Serikat, American Ballet Theatre dan Universal Ballet-Korsel juga memiliki segudang prestasi dan juga banyak diminati di kalangan balerina dan danseur.

Ada sepuluh penari mancanegara yang tampil di ajang tahunan ini. Mereka adalah Ida Praetorius dan Ulrik Birkjaaer (Royal Danish Ballet), Loreina Feijoo dan Titi Helimets  (San Francisco Ballet),  Adiarys Almeida (International Guest Artist), Hye Min Hwang dan Jae Yong Ohm (Universal  Ballet),  Sofia Gumerova dan Igor Kolb (Mariinsky Ballet), dan Daniil Simkin dari American Ballet Theatre. Nomor yang dipertunjukan cukup banyak mewakili balet klasik dengan dominasi romantic ballet dan balet kontemporer seperti Don Quixote, Dying Swan, Giselle, Carmen Suite, Moonlight, dan Flower Festival in Genzano. Juga ada dua nomor pembuka dari wakil Indonesia yaitu tarian dengan kostum warna-warni yang cantik dan nomor berikutnya yang memadukan balet dengan tarian khas Betawi.

Indonesia menampilkan Balet Kontemporer dengan Irama Khas Betawi (dokpri)
Indonesia menampilkan Balet Kontemporer dengan Irama Khas Betawi (dokpri)
Menonton balet itu suatu kesenangan tersendiri. Penonton bukan hanya dimanjakan secara visual oleh tarian dan cerita yang disampaikan melalui gerakan danmimik, melainkan juga oleh musik pengiringnya. Pada pertunjukan balet ini penonton disuguhi aneka musik pengiring dari musik klasik ala orkestra, dentingan piano jazz, dan lagu Betawi popular milik Benyamin Sueb “Nyok kita nonton Ondel-ondel, nyok!...”

Oleh karena nomor yang dipertontonkan cukup banyak dan durasinya terbatas, maka cerita yang ditampilkan hanya berupa cuplikan adegan. Wah dasar pengetahuan saya terbilang minim. Saya hanya bisa menebak cuplikan Swan Lake dan Don Quixote dari kostum dan gerak penarinya. Lainnya hanya bisa mengagumi gerakannya dan menebak-nebak cerita yang disampaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun