"Berinvestasi dalam emas adalah salah satu keputusan paling bijaksana yang dapat Anda buat sebagai investor" - Fabrizio Moreira (investor dan pengarang buku dari Ekuador)
Kilau emas selalu mengagumkan dan menjadi simbol dari kemakmuran dan kejayaan seseorang hingga sebuah bangsa. Sejak dulu Indonesia dikenal sebagai negeri yang makmur dan penghasil emas sehingga mendapat julukan pulau emas (Suvarnadvipa) atau tanah emas (Swarnabhumi). Namun, sayangnya pada saat ini belum semua rumah tangga di Indonesia memiliki investasi emas. Demi mewujudkan harapan mengemaskan Indonesia, Pegadaian berupaya keras menciptakan ekosistem emas yang kokoh dan inklusif.
Julukan pulau emas yang disematkan ke Indonesia, khususnya ke Pulau Sumatera memang bukan tanpa alasan. Pulau ini punya berbagai daerah penghasil emas. Selain Sumatera, Borneo juga dikenal sebagai pulau berlapis emas karena juga banyak ditemukan emas di pulau tersebut. Tak sedikit ditemukan arca dan perhiasan emas kuno yang menunjukkan betapa maksudnya Nusantara pada jaman dulu.
Hingga saat ini pun Indonesia juga dikenal sebagai salah satu produsen emas. Berdasarkan data yang dilansir oleh Kompas (29/08/2025) Â Indonesia berada di posisi ke-7 di bawah Ghana dan di atas Kazakhstan dengan menghasilkan 132 metrik ton emas.
Menilik jumlah produksi emas Indonesia yang begitu berlimpah, sejatinya setiap rumah tangga memiliki simpanan emas. Sejak dulu kakek nenek kita mengajarkan untuk menyimpan emas sebagai aset atau simpanan. Bentuknya umumnya dalam bentuk perhiasan.
Biasanya perhiasan emas seperti kalung dan gelang itu nantinya diwariskan ke anak perempuan. Pada saat mereka memerlukan dana besar, seperti membayar uang masuk universitas, maka simpanan berupa perhiasan emas tersebut dijual atau digadaikan.
Kebiasaan menyimpan perhiasan emas ini kemudian perlahan-lahan digantikan dalam bentuk logam emas. Hal ini dikarenakan nilai jual perhiasan emas rata-rata malah menurun. Faktor penurunan beragam, bisa karena biaya pembuatan perhiasan tidak dihitung, kadar emasnya berkurang karena perhiasan sering dipakai atau adanya biaya perawatan.
Hal ini berkebalikan dengan logam emas yang kandungan emasnya 24 karat dan relatif lebih mudah dijual. Harganya relatif stabil dan tren nilainya juga terus naik dalam lima tahun terakhir ini. Meski jumlah investor logam emas terus naik, peminat perhiasan emas juga masih tetap tinggi, Â tak terkecuali di kalangan anak muda.
Meningkatnya tren investasi emas ini salah satunya dikarenakan literasi keuangan dan literasi  investasi yang makin baik di masyarakat. Selain itu, memang ada kecenderungan harga emas yang terus meningkat dalam lima tahun terakhir ini. Pada tahun 2020 harga emas berkisar Rp800-900 ribu. Sedangkan pada 15 Oktober 2025 dilansir Kompas.com, harga emas di Pegadaian berkisar Rp2.3-2.6 juta per gramnya.