Selama ini kita sering mendengar ticket war alias perang untuk memperebutkan tiket konser. Yang cukup heboh waktu itu adalah perang tiket konser  Blackpink disusul Coldplay hingga perang tiket berlanjut ke konser yang diadakan ke dua negara tetangga. Sebenarnya selain event musik, ticket war untuk mendapatkan kuota menonton di festival film juga tak kalah sengit dan seru.
Bila di tingkat internasional ada festival film seperti Festival Film Cannes dan Festival Film Busan yang menjadi  festival favorit dan buruan para sinefil, di Indonesia juga ada beberapa. Yang paling populer adalah JAFF-NETPAC yang biasa diadakan di Yogya jelang akhir tahun. Dulu juga ada JIFFEST di Jakarta yang telah almarhum sekian lamanya.
Kini selain JAFF ada dua festival film lainnya yang  naik daun dan jadi favorit. Keduanya sama-sama berlangsung di Jakarta, yaitu Jakarta Film Week (JFW) dan Jakarta World Cinema (JWC). Di luar dua festival film tersebut, juga ada festival film yang juga tak sedikit peminatnya. Ya kalian benar, festival film yang juga punya penggemar fanatik adalah Japanese Film Festival alias JFF.
Bila JAFF ibarat halal bihalalnya mereka semua yang terlibat di ekosistem perfilman, maka Jakarta Film Week dan Jakarta World Cinema ibarat musim liburannya para sinefil. Karena doyannya nonton, maka liburan pun diisi dengan maraton nonton film. Â Sementara, JFF itu ibarat reuni dan bermain dengan sahabat lama. Rasanya menyenangkan bukan bertemu dengan sahabat lama?!
Sejauh apakah mereka sanggup menonton film? Jangan salah mereka tidak hanya menonton 1-2 film.
Rata-rata dalam satu hari festival film menampilkan 4-5 film. Apabila dilaksanakan selama tujuh hari penuh maka film yang bisa ditonton bisa 28-35 film. Nah, rata-rata sinefil bisa menonton lebih dari 10 film, bahkan bisa mencapai 20 film atau lebih.
Pekerjaan bagi sinefil tak jadi penghalang untuk melaksanakan hobi. Cuti saja. Atau bawa saja pekerjaan ke tempat festival alias bawa laptop dan kerjakan di sela-sela jeda nonton hehehe.
Bagi mereka yang doyan nonton, maka jumlah film bukanlah masalah. Yang jadi masalah adalah mendapatkan tiketnya. Oleh karena mendapatkan tiket nonton keempat festival itu tidak mudah. Harus perang tiket. Dan ini perlu strategi, duit, energi, dan tentunya sinyal internet yang oke.Â
Tahun lalu aku sama sekali tak dapat tiket JAFF. Sementara tiket JFW hanya dapat tiket undangan. Â Namun, aku beruntung mendapat beberapa tiket film Jakarta World Cinema karena film-film yang kupilih sebagian tak populer. Harga tiketnya juga lumayan mahal yaitu Rp40 ribu plus plus untuk satu film.
Tahun ini pertempuran mendapatkan tiket sudah datang lebih awal. Ini dikarenakan penyelenggara tiba-tiba iseng mengadakan presale dengan bekerja sama satu bank. Alhasil banyak tiket film favorit pun ludes dalam sekian menit. Aku yang bukan nasabah bank tersebut hanya bisa melongo. Rasanya kesal karena tak bisa ikut bertarung karena tak ada medannya.