Sambutan penonton hangat. Tak jarang mereka tertawa melihat nama panggung personel yang lucu atau transformasinya yang mengejutkan.
Pada malam penutupan ini turut hadir Nia Dinata juga produser acara yakni Dena Rachman. Dua talent kabaret juga ikut meramaikan acara penutupan dengan mengenakan kostum dan dandanan panggungnya.
Ada Pameran Foto "Lost Childhood"
Di lantai yang sama juga diadakan pameran foto yang masih merupakan rangkaian kegiatan festival dengan tema "Lost Childhood". Apa yang dimaksud dengan tema kehilangan masa kecil tersebut?
Dalam pameran ini ditampilkan sepasang mata anak-anak Ukraina yang menjadi korban peperangan. Mereka diculik tentara Rusia setelah kediaman tempat tinggal mereka hancur atau keluarga mereka tewas atau tercerai-berai.
Tatapan mata mereka tak nampak seperti mata anak-anak yang umumnya polos. Melainkan, mata yang telah melihat banyak hal, kekejaman, penderitaan, dan kecewaan. Tatapan mata mereka seperti mata orang dewasa.
Adalah Illia yang menggunakan lukisan untuk terapi traumatiknya. Ia kehilangan orang tua dan rumahnya. Ia mengalami kesakitan dan juga tekanan selama berapa di Rusia, hingga kemudian bisa dikembalikan ke negaranya dan kini tinggal bersama neneknya.
Pemutaran film dokumenter House of Raminten dan kemudian karaoke bersama menjadi momen penutup dari gelaran festival. Selamat tinggal Festival Film 100 Persen Manusia 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI