Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing dan Luka

7 Agustus 2025   00:49 Diperbarui: 7 Agustus 2025   00:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Enam hari ini aku berkutat dengan kucing tetangga. Bukan, aku tidak menculiknya. Ia yang datang sendiri, seperti mengaduh atas kemalangannya atau mungkin sekadar kelaparan.

Hari-hari ini aku sibuk mengurusi penyakitnya. Rupanya ia bukan keracunan, ketika kudapati lemas dan matanya nanar.

Tubuhnya kemudian menguning. Rupanya itu dikarenakan reaksi karena tubuhnya terinfeksi kemudian mengalami gangguan fungsi hati.

Ada luka parah di bagian ekor yang baru kusadari ketika aroma busuk darinya menusuk tajam. Aku terkejut mendapati lukanya. Ketika kubawa ke klinik, aku mau menangis melihat lukanya yang menganga dan bernanah.

Sejak itu aku harus ke klinik untuk ganti perban setiap hari. Membayangkan harus pergi ke klinik tiap hari mengeluarkan uang untuk ojek dan perawatan dokter membuatku meringis ingin menangis. Padahal ia bukan kucingku, kenapa aku harus peduli.

Namun, mengingat tetangga berbuat jahat menjadikannya tumbal untuk mengusir hantu dari rumahnya yang angker tanpa cukup makanan dan kasih sayang membuat dadaku perih seperti ikut tersayat. Kucing itu pasti merindui kasih sayang. Apalagi saat ini ia kesakitan.

Ketika aku melihatnya tidur pulas tanpa merintih kesakitan, aku merasa lega. Setiap kucing juga berhak bahagia di kehidupannya yang hanya singkat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun