Ketika bersantap siang di sebuah tempat makan di Pesawaran, kami disuguhi sewadah sayuran rebus yang isiannya tak seperti lalapan pada umumnya. Ada mentimun, terong, pare, labu siam, wortel, dan kedondong. Sebagai cocolan ada sambal seruit alias sambal terasi. Dan, yang berwarna putih seperti krim adalah tempoyak.
Aku pernah menyantap tempoyak dan terkejut dengan rasanya. Rasanya asam karena merupakan fermentasi daging durian. Lidahku kurang cocok.
Seruit ini populer di Lampung. Salah satu gaya bersantap tradisional untuk makan bersama.
Nah selain seruit lengkap dengan sayuran rebus dan sambal beserta tempoyak, kadang-kadang juga disertakan kuah pindang. Dengan potongan tomat dan daun kemangi, kuah pindang ini segar dan enak menemani santap siang pada cuaca yang hangat.
Seruit dan kuah pindang kadang-kadang dihidangkan gratis sebagai bagian dari makanan yang dipesan. Tapi ada juga yang berbayar. Jadi sebaiknya tanya dulu agar tidak kaget nantinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI