"Magis dan misterius"
Senyum mengembang ketika Flow disebut sebagai pemenang kategori The Best Animated Feature di ajang Academy Award 2025. Sejak menyaksikan film ini di Jakarta World Cinema tahun lalu, saya langsung jatuh cinta dan menjagokan animasi dari negara Latvia ini.
Magis dan misterius. Itulah kesan yang saya dapatkan selama menyaksikan film ini di layar bioskop. Tiap adegan terasa membius, mengajak penonton ikut menyelami rasa takut dan takjub para hewan yang terpaksa harus satu kapal mengarungi dunia yang berubah seperti perairan belaka.
Ya, sepintas animasi Flow ini seperti kisah Nabi Nuh dengan bahtera hewannya. Atau, mungkin kalian ingat dengan film Life of Pi, yang mengisahkan manusia yang terpaksa berlayar dengan orangutan, zebra, hyena, dan harimau bengal.
Flow mengisahkan seekor kucing sebatang kara. Suatu ketika permukaan air terus naik. Si kucing itu pun naik ke patung raksasa kucing yang ada di bukit, tapi air makin tinggi. Seekor capybara dengan perahu menyelamatkannya.
Namun, perjalanan mereka terlalu berat bagi para hewan. Mereka menemukan tempat-tempat terbengkalai, tak ada manusia, makanan makin sulit didapat, dan mereka juga berjumpa dengan paus raksasa.
Sebuah Kisah Penuh Simbol dan Alegori?
Flow tampil mengesankan. Kualitas animasinya tak kalah dengan animasi Hollywood dan anime Jepang. Grafisnya halus dan detail, dengan desain karakter yang unik dan penggunaan palet warna yang nyaman di mata.
Ada banyak sisi dari Flow yang menarik diperbincangkan. Animasi yang naskahnya ditulis oleh Gints Zilbalodis dan Matss Kaa dan disutradarai oleh Gints Zilbalodis ini tidak menggunakan dialog dalam bahasa Inggris atau lainnya.Â