Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ada Museum Mini dan Cerita-cerita Lainnya di Pangkalan Udara TNI AU Atang Sendjaja

14 Januari 2024   00:00 Diperbarui: 15 Januari 2024   22:13 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika melihat helikopter ini langsung teringat dengan serial TV Tour of Duty (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Setiap kali melihat deretan helikopter, di benak langsung terbayang beberapa film yang kerap menggunakan helikopter sebagai propertinya. Film-film dengan properti helikopter tersebut di antaranya serial televisi Tour of Duty, Airwolf, The A-Team, dan film Black Hawk Down. 

Dalam film-film tersebut helikopter nampak begitu perkasa dan menjadi salah satu faktor penyelamat di berbagai medan. Hal yang sama kemudian kurasai ketika berkunjung ke Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja di Bogor bersama komunitas Kompasianer Air.

Kunjungan tersebut diadakan minggu lalu. Tepatnya Sabtu, 6 Januari 2024. Kami berkumpul di Stasiun Bogor, kemudian berlanjut menuju Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Atang Sendjaja. 

Perjalanan saat itu tidak memakan waktu lama. Sekitar pukul 08.30 WIB kami telah berkumpul dan sekitar pukul 08.45 WIB kami pun diajak berkeliling ke pangkalan udara tersebut.

Ada apa saja di Satuan Udara Pencarian dan Pertolongan Atang Sendjaja? (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Ada apa saja di Satuan Udara Pencarian dan Pertolongan Atang Sendjaja? (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 


Pangkalan Udara Atang Sendjaja rupanya dulunya bernama Pangkalan Udara Semplak. Nama Atang Sendjaja yang kemudian dipergunakan Pangkalan udara ini merupakan bentuk penghormatan kepada prajurit TNI AU yang gugur pada 28 Juli 1965, Letkol Udara (Anumerta) Atang Sendjaja.

Kompleks pangkalan udara ini begitu luas. Ada banyak pepohonan di sana sini juga tanah lapang dan beberapa hanggar. Ada dua skadron di sini yaitu Skadron Udara 6 dan Skadron Udara 8. Juga ada hanggar khusus untuk menyimpan helikopter untuk keperluan SAR dari Badan SAR Nasional (Basarnas) .

Salah satu slogan Satuan Udara Pencarian dan Pertolongan (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Salah satu slogan Satuan Udara Pencarian dan Pertolongan (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Pangkalan udara ini merupakan salah satu homebase helikopter. Wilayah tugasnya adalah seluruh daerah di Indonesia.

Kami pun diajak berkeliling ke hanggar Pencarian dan Pertolongan (SAR) yang berfungsi menyimpan helikopter untuk keperluan SAR. Di salah satu dinding tertera slogan yang selaras dengan tujuan SAR, yaitu "Temukan dan Selamatkan: Sekecil apapun asa, semua layak diperjuangkan karena kemanusiaan untuk menghadirkan sebuah jawaban."

Helipkopter untuk SAR (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Helipkopter untuk SAR (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Ada tiga jenis helikopter di sini, yaitu Dauphin, AW, dan Bolkow. Kami pun ditemani pilot dan mekanik yang bercerita tentang perbedaan mesin tiap jenis helikopter, fungsi, dan juga cerita-cerita berkesan tentang misi penyelamatan yang pernah dilakukan.

Helikopter NBO 105 adalah salah satu helikopter yang diproduksi oleh IPTN. Pesawat ini diproduksi tahun 80-an, namun masih layak dan andal digunakan hingga saat ini. Helikopter ini hanya mampu mengangkut empat orang, namun dari segi catatan tugas, helikopter ini sangat besar jasanya.

Meski paling tua, helikopter ini tetap dapat diandalkan (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Meski paling tua, helikopter ini tetap dapat diandalkan (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Sementara helikopter Dauphin AS365 N3+ lebih baru, dengan teknologi navigasi dan komunikasi yang lebih canggih. Kabinnya juga jauh lebih besar, yakni bisa mengangkut 12 penumpang.

Jadi ingat lumba-lumba jika lihat helikopter tipe Dauphin (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Jadi ingat lumba-lumba jika lihat helikopter tipe Dauphin (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Nah yang paling besar adalah helikopter AW 139 dengan kapasitas penumpang mencapai 15 orang. Helikopter ini koleksi Basarnas yang paling canggih hingga saat ini dengan kemampuan endurance terbang yang tinggi dan dilengkapi hoist kit capacity. Helikopter ini mampu menarik mereka yang diselamatkan dengan menggunakan tali.

Helikopter untuk VIP (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Helikopter untuk VIP (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Biasanya helikopter ini ditugaskan untuk misi penyelamatan. Namun ada kalanya helikopter ini juga bersiaga saat malam Natal dan tahun baru, saat penyelenggaraan PON di Jayapura dan juga saat kejadian Brexit beberapa tahun lalu. 

Helipkoter Basarnas ini juga membantu pada saat evaluasi korban peristiwa kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Bogor. Pada saat proses evakuasi sendiri biasanya satu tim terdiri dari empat orang, termasuk petugas mekanik.

Yuk keliling sambil dengar cerita berbagai misi (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Yuk keliling sambil dengar cerita berbagai misi (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Begini dalaman helikopter untuk SAR (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)
Begini dalaman helikopter untuk SAR (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)


Ada Mini Museum 
Setelah mengintip hanggar pemeliharaan dan perawatan helikopter Basarnas, kami berpamitan dengan Pak Reno, Pak Sugeng, dan rekan-rekan untuk melihat museum mini, sekaligus berkenalan dengan Skadron 6 dan 8. Ada Pak Ray "Chamber" dan Nathan "Kijang" yang bercerita tentang Skadron 6 dan Skadron 8. 

Ada berbagai cerita menarik tentang misi dan kegiatan yang dilakukan prajurit AU di Skadron 6 dan Skadron 8 (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Ada berbagai cerita menarik tentang misi dan kegiatan yang dilakukan prajurit AU di Skadron 6 dan Skadron 8 (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Skadron 6 memiliki multimisi dengan enam helikopter, sedangkan Skadron 8 memiliki 14 helikopter dengan tugas berkaitan dengan kebutuhan angkut dan tempur.

Sebelumnya kami melihat-lihat isi helikopter Twin Pack yang sudah dipensiunkan, Sikorsky S58T. Ada cerita perjalanan dan misi-misi penting yang telah diemban disajikan di dalam kabin helikopter yang kini diubah menjadi semacam museum mini.

Helikopter S58T ini dibuat tahun 1958,namun baru dimiliki TNI AU pada tahun 1978. Helipkoter ini pernah digunakan pada Perang Vietnam. Helikopter ini telah melalui sejumlah misi penting sebelum pensiun tahun 2009. 

Ada cerita di dalam kabin Twin Pack yang kini berubah jadi museum mini (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Ada cerita di dalam kabin Twin Pack yang kini berubah jadi museum mini (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Misi penting tersebut di antaranya Operasi Seroja tahun 1979, Penumpasan Gerombolan Bersenjata Martin Tabu di Papua tahun 1980, Operasi Kemudi Penumpasan PGRS/Paragu di Kalimantan Barat tahun 1982, dan Operasi Pemulihan Keamanan di Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2003. Helikopter ini juga sering digunakan untuk dukungan SAR di berbagai daerah seperti Operasi Dukungan Gempa Bumi Jogja tahun 2006.

Helinya memang keren dan kini jadi museum mini (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 
Helinya memang keren dan kini jadi museum mini (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi) 

Apabila tidak sedang ada misi, para prajurit tiap hari juga giat berlatih, merawat fasilitas pangkalan udara, juga memeriksakan kemampuan fisik dan mental mereka secara berkala agar siap ketika bertugas nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun