Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Suatu Ketika di Setu Babakan

29 Juli 2023   22:11 Diperbarui: 29 Juli 2023   22:46 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada museum di Setu Babakan dengan koleksi aneka pernak-pernik budaya Betawi (dokpri) 

Pagi yang cerah
Sinar matahari mulai terasa menyengat
Motor melaju membelah jalanan
Menuju salah satu pusat budaya Betawi yang disebut Setu Babakan

Ini pertemuan kali kedua tim inti KOMiK membahas persiapan produksi film pendek berjudul Ngidam. Kami sengaja berkumpul di pusat budaya Betawi ini yang terletak di Jakarta Selatan karena ada salah satu adegan yang rencananya pengambilan gambarnya di sini.

Pagi ini tak terlalu ramai sehingga kami leluasa mengobrol di salah satu sudut sambil mencobai aneka masakan khas Betawi, ada nasi uduk, gado-gado, dan bir pletok. Tak lupa kami mencobai selendang mayang, salah satu jajanan yang sudah mulai susah ditemui.

Ini kali kedua aku terlibat di proyek film pendek KOMiK di bangku penulis naskah dan produser. Dibandingkan proyek film pertama berjudul Jagaditta yang relatif lebih santai dan tanpa beban, aku merasa proyek film kedua ini lebih menantang. Orang-orang yang terlibat dalam film ini lumayan banyak, adegannya ada di beberapa tempat, sehingga jauh lebih kompleks. Ini bakal jadi pengalaman yang luar biasa, melakukan manajemen sumber daya membuat film secara otodidak dan langsung praktik di lapangan.

Setelah diskusi kami pun berkeliling ke area sekitar Setu Babakan (dokpri) 
Setelah diskusi kami pun berkeliling ke area sekitar Setu Babakan (dokpri) 

Ketika mengikuti mentoring dan coaching dengan para penggiat film tanah air, aku baru ngeh jika pekerjaan sebagai produser itu lumayan komplek dan berat. Mereka ibarat project manager di sebuah proyek konsultansi, melakukan pengelolaan semuanya, dari sumber daya manusia, waktu, dan tentunya pendanaan.


Kami kemudian melakukan bedah naskah. Satu-persatu adegan kami bahas dari cara pengambilan gambar, rencana visual, lokasi latar, hingga tambahan dialognya. Kami melakukan brainstorming agar tiap adegan semuanya menjadi sebuah kesatuan. Kegiatan ini ternyata menyenangkan, karena aku lebih bisa membayangkan secara jelas bentuk tiap adegan.

Sambil diskusi sambil icip-icip beragam makanan khas Betawi(dokpri) 
Sambil diskusi sambil icip-icip beragam makanan khas Betawi(dokpri) 
Diskusi semakin panjang dan alot. Kami membahas properti, rencana kru, jumlah pemain dan extras, jumlah waktu syuting, Tempat-tempat yang kami pilih untuk lokasi syuting, model kostum, dan hal-hal detail lainnya. Tak kalah penting adalah membuat timeline dan anggaran yang detail.

Selama melakukan kegiatan ini, aku jadi kagum dengan para pekerja film. Proyek kami baru film pendek, bagaimana dengan mereka yang membuat film panjang atau serial, syuting berbulan-bulan, serta melibatkan kru dan pemain kolosal. Pastinya akan melelahkan, namun juga menantang dan menyenangkan.

Acara kami tutup dengan jalan-jalan berkeliling Setu Babakan sambil menanyakan proses perijinan. Tak lupa kamu berkeliling museum dua lantai untuk menambah wawasan dan inspirasi untuk detail dalam film nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun